Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak Gedung Putih dengan tegas membantah pernyataan Israel yang menyebut telah melakukan perundingan untuk mencaplok tanah yang diklaim warga Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia telah melakukan pembicaraan dengan Washington terkait aneksasi permukiman yang diduduki di Tepi Barat.
Aneksasi itu dianggap sebuah langkah yang bisa menghancurkan proses perdamaian untuk mendukung tatanan kehidupan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Klaim Netanyahu itu dibantah oleh Juru Bicara Gedung Putih Josh Raffel, yang bekerja sama dengan Jared Kushner.
"Laporan bahwa Amerika Serikat berdiskusi dengan Israel terkait rencana aneksasi Tepi Barat, salah," tegas Raffel dikutip AFP, Selasa (13/2).
"Amerika Serikat dan Israel tidak pernah membahas usulan semacam itu, dan fokus presiden tetap pada inisiatif perdamaian Israel-Palestina."
Sebelumnya, Benjamin Netanyahu mengatakan telah berdiskusi dengan AS tentang kemungkinan menganeksasi permukiman di Tepi Barat. Namun dia tak menjelaskan sejauh mana diskusi tersebut berlangsung.
Pernyataan tersebut memicu kemarahan Palestina yang sudang memuncak sejak ada pengakuan Presiden AS Donald Trump terkait Yerusalem sebagai ibukota Israel pada 6 Desember 2017.
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdainah mengatakan setiap aneksasi akan "menghancurkan semua upaya untuk mencoba dan menyelamatkan proses perdamaian".
(pmg)