Trump Dukung Pengetatan Penjualan Senjata Api

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 20 Feb 2018 10:20 WIB
Gedung Putih menyatakan Presiden Trump mendukung upaya untuk meningkatkan pengecekan latar belakang pada pembeli senjata api, menyusul penembakan Florida.
Gedung Putih menyatakan Presiden Trump mendukung pengetatan pembelian senjata api. (REUTERS/Win McNamee/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih menyatakan Presiden Donald Trump mendukung upaya untuk meningkatkan pengecekan latar belakang pada pembeli senjata api, beberapa hari setelah penembakan di sebuah sekolah di Florida menewaskan 17 orang.

Menurut kantor kepresidenan Amerika Serikat, Trump berbicara kepada Senator John Cornyn, politikus Partai Republik, soal undang-undang bipartisan yang diajukannya bersama Senator Chris Murphy dari Partai Demokrat untuk meningkatkan kepatuhan federal pada pengecekan latar belakang kejahatan.

"Sementara diskusi berjalan dan revisi tengah dipertimbangkan, Presiden mendukung upaya-upaya untuk meningkatkan system cek latar belakang federal," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (20/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan mantra NeverAgain, para siswa bergerak di seluruh penjuru negeri untuk menuntut pengetatan hukum terkait senjata api, menyusul penembakan sekolah paling mematikan dalam sejarah AS itu. Insiden terjadi di Marjory Stoneman Douglas High School, pekan lalu.
Penembakan massal telah berulang kali memicu kemarahan dan tuntutan untuk memperketat hukum senjata api di Amerika Serikat. Namun, hal itu kerap tak berbuah hasil di Kongres.

Trump, yang mengunjungi para penyintas dan aparat penegak hukum pada Jumat malam sebelum libur akhir pekan di Palm Spring, Florida, adalah pendukung kuat hak kepemilikan senjata yang mendapat sokongan dari Asosiasi Senapan Nasional, kelompok lobi berpengaruh di AS, saat berkampanye 2016 lalu.

Dia memicu kemarahan sejumlah siswa lewat kicauannya yang menyebut Biro Investigasi Federal atau FBI gagal mencegah penembakan tersebut karena terdistraksi penyidikan terkait intervensi Rusia dalam pemilu. FBI telah mengakui gagal bertindak meski sudah ada tanda-tanda dari tersangka, Nikolas Cruz.
Banyak politikus Republik secara umum menenntang langkah pembatasan senjata api, mengutip Amandemen Kedua Konstitusi AS yang melindungi hak kepemilikan senjata.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER