Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring semakin kuatnya kekuasaan Presiden
Xi Jinping, China dilaporkan melakukan sensor terhadap huruf 'N', dua buku karya
George Orwell dan sejumlah frasa tertentu dari internet.
Cengkraman Xi di
China semakin kuat setelah pikirannya diabadikan dalam konstitusi partai, tahun lalu. Dalam sidang tahunan parlemen tahun ini, diperkirakan ide-idenya itu akan dicantumkan dalam dasar negara.
Selain itu, dia juga bisa jadi berkuasa seumur hidup. Setelah mengisi pos-pos pejabat senior tanpa sosok yang berpotensi menggantikannya, sidang parlemen juga dikabarkan bakal menghapuskan batas masa jabatan presiden yang semula dibatasi hanya dua kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan oleh
The Guardian pada Rabu (28/2), serangkaian langkah sensor dilakukan Partai Komunis untuk membungkam kritik terhadap wacana tersebut
Partai Komunis mengambil langkah yang disebut bisa membuat Xi jadi diktator itu menunjukkan betapa populernya dia di mata warga China. Namun, pertentangan mulai muncul di dunia maya sejak kabar itu mencuat akhir pekan lalu.
Dikutip dalam artikel tersebut, Victor Mair, pakar China dari University of Pennsylvania, mengatakan sensor dilakukan secara "cepat dan drastis" setelah "internet dibanjiri keluhan."
Berdasarkan daftar yang dibuat China Digital Times, sejumlah frasa yang disensor di antaranya adalah 'sepuluh ribu tahun', 'tak setuju', 'Xi Zedong', 'tak tahu malu', 'panjang umur', 'kultus kepribadian', 'emigrasi' dan 'keabadian'.
Nama Yuan Shikai, komandan dinasti Qing yang gagal mengembalikan monarki China, juga dilarang. Selain itu, dua buku George Orwell, 1984 dan Animal Farm, turut menjadi sasaran.
Belum jelas alasan huruf 'N' ikut disensor. Menurut Mair, mungkin huruf itu dilarang karena "ketakutan pemerintah bahwa 'N' diartikan sama dengan 'n masa jabatan', di mana n lebih banyak daripada dua."
The Guardian juga mengutip Charlie Smith, pendiri GreatFire.org, kelompok yang membantu penggunanya melacak dan menjebol sensor China. Menurutnya, penjelasan Mair bisa diterima.
 Xi Jinping semakin berkuasa dan diperkirakan akan berkuasa seumur hidup. (Reuters/Kim Kyung-Hoon/File Photo) |
Kritik di internet juga ditanggapi dengan serangkaian propaganda pada Senin, disertai pemblokiran artikel dan penerbitan tulisan-tulisan yang memuji Partai Komunis.
Surat kabar pemerintah,
Global Times, dalam artikel editorialnya menyatakan perubahan itu tidak berarti Xi bakal menjabat sebagai presiden untuk selamanya. Walau demikian, artikel itu tidak memberi penjelasan lebih lanjut.
"Sejak reformasi dan membuka diri, China, dipimpin Partai Komunis, telah sukses menyelesaikan dan akan terus secara efektif menyelesaikan masalah partai dan pergantian kepemimpinan nasional secara taat hukum," bunyi artikel itu, merujuk pada reformasi empat dekade lalu.
Surat kabar resmi partai, People's Daily, mencetak ulang artikel panjang kantor berita
Xinhua yang menyebut kebanyakan orang mendukung amandemen konstitusional tersebut, mengutip sejumlah orang yang menyuarakan dukungan.
"Sebagian besar pejabat dan massa mengatakan mereka berharap reformasi konstitusional ini diloloskan," bunyi artikel itu, dikutip
Reuters.
China sebelumnya telah memblokir layanan telepon internet Skype, kartun Winnie the Pooh, dan hasil wawancara media asing dengan Xi.
(aal)