Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Hassan Rouhani mengatakan
Iran siap berdialog soal isu keamanan di Timur Tengah bersama negara-negara Teluk Arab, termasuk
Arab Saudi, selama tidak ada campur tangan negara asing.
"Kita tidak membutuhkan negara asing menjamin keamanan kawasan kita. Ketika menyangkut urusan keamanan regional, Iran siap berdiskusi dengan negara tetangga tanpa campur tangan asing," kata Rouhani dalam pidato di televisi pemerintah, dikutip AFP pada Rabu (28/2).
"Kami telah dan akan selalu menjadi tentangga yang baik selama ini."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Rouhani menyusul kecaman Amerika Serikat dan Eropa atas pelanggran embargo senjata ke Yaman. Negara-negara Barat menuding Iran memasok peluru kendali dan pesawat nirawak atau drone bagi pemberontak Houthi.
Pelanggaran Iran dilaporkan sejumlah pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa dan nyaris dikecam oleh Dewan Keamanan. Hanya saja, resolusi yang disusun Inggris diveto oleh Rusia.
Dalam pidatonya, Rouhani memberi penghormatan kepada Rusia dan menyebut veto tersebut merupakan "sikap yang adil dan cerdas".
Selama ini Iran menjadi negara yang dijauhi sekutu Arab Saudi di kawasan. Kedua negara adalah musuh bebuyutan yang bersaing menyebarkan pengaruh di Timur Tengah.
Hubungan diplomatik kedua negara terputus sejak Januari 2016 lalu. Sejak itu, perbedaan posisi kedua negara semakin terlihat, terutama dalam merespons konflik di kawasan seperti perang di Suriah dan Yaman.
Iran, yang menganut Syiah, bersama Rusia mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Sementara Saudi, penganut Suni, bersama Amerika Serikat mendukung pemberontak untuk menggulingkannya.
Di Yaman, sejak 2015 lalu koalisi Saudi membantu Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi melawan Houthi. Sementara Iran selama ini diduga membantu pemberontak tersebut memerangi pemerintah.
(aal)