Jakarta, CNN Indonesia --
Guatemala akan memindahkan kedutaannya di
Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Mei, dua hari setelah Amerika Serikat mengambil langkah serupa. Hal itu disampaikan Presiden Guatemala, Jimmy Morales dalam konferensi pers di Washington, Minggu (5/3).
"Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump (Presiden AS
Donald Trump) yang telah memimpin jalan ini. Keputusannya yang berani telah mendorong kita untuk melakukan hal yang benar," kata Morales dalam sebuah pidato di konferensi kebijakan tahunan Komite Urusan Publik Amerika Israel (AIPAC), menurut terjemahannya di situs resmi AIPAC seperti dilansir
Reuters, Senin (6/3).
"Saya telah menginstruksikan dua hari setelah AS memindahkan kedutaannya, Guatemala akan memindahkan kedutaan secara permanen ke Yerusalem," kata Morales seperti dikutip
Times of Israel, Senin (6/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Morales telah mengumumkan niatnya mengikuti jejak Trump untuk memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Desember lalu. Keputusan itu diambil Morales meskipun Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah mengeluarkan resolusi yang menolak langkah Trump tersebut.
Liga Arab juga mengancam untuk menghentikan impor kapulaga dari Guatemala jika negeri itu tidak mengubah rencana memindahkan kedutaan ke Yerusalem.
Guatemala adalah salah satu dari sepuluh negara yang menolak resolusi Majelis Umum PBB. Sebelum pemungutan suara, AS mengancam untuk menghentikan bantuan bagi negara-negara yang mendukung resolusi PBB yang mengecam langkah Trump tersebut.
Amerika Serikat adalah negara pendonor penting bagi Guatemala. Washington berencana memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei, tepat di Hari Ulang Tahun Israel.
[Gambas:Video CNN] (nat)