Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson menyebut pertemuan antara Presiden
Donald Trump dan pemimpin Korea Utara
Kim Jong-un butuh waktu beberapa minggu untuk disiapkan.
Jika terlaksana, ini akan jadi pertama kalinya ada pemimpin dari kedua negara yang bertemu secara langsung, membuat terobosan besar dalam meredakan ketegangan akibat program nuklir Pyongyang. Trump telah menyatakan siap menjalani rencana tersebut.
"Presiden Trump selama ini telah menyatakan terbuka untuk berdialog dan dia mau bertemu dengan Kim ketika kondisinya tepat," kata Tillerson, Jumat (9/3). "Dan saya rasa Presiden menilai saat itu sudah tiba."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tillerson menyampaikan itu saat berkunjung ke Djibouti, dikutip oleh Reuters. Dia mengatakan keputusan itu diambil oleh Trump sendiri.
"Sekarang pertanyaannya soal waktu pertemuan antara keduanya, dan itu butuh waktu beberapa minggu untuk diselesaikan."
Trump sempat menghina Kim sebagai "orang gila," menyebutnya sebagai "manusia roket kecil," dan mengancam untuk "benar-benar menghancurkan" Korea Utara jika menyerang AS atau sekutunya.
Kim merespons dengan menyebut Presiden AS "gangguan mental."
Orang-orang di sekitar Trump khawatir menghadapi tawaran diplomatik Korea Utara karena negara tersebut punya sejarah mengkhianati komitmen internasional dan selalu menolak upaya pelucutan yang dilakukan pemerintahan AS sebelumnya.
Sejumlah pejabat AS dan para pakar khawatir Korea Utara mengulur waktu dan menyempurnakan senjata nuklirnya dengan menunda-nunda pembicaraan dengan Washington.
Tillerson mengatakan pihaknya terkejut melihat bagaimana sikap Kim saat berbicara dengan delegasi Korea Selatan di Pyongyang. Dia mengatakan hal itu merupakan indikasi terkuat dari Kim yang menunjukkan "bukan hanya kemauan tapi benar-benar keinginannya untuk berdialog."
 Trump menyatakan siap bertemu dengan Kim Jong-un. (REUTERS/Win McNamee/Pool) |
Kepala Kantor Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong mengatakan Kim berkomitmen pada denuklirisasi dan menunda uji coba nuklir. Hal itu disampaikan setelah Chung bertemu dengan Kim di Korut.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, meminta Amerika Serikat dan Korea Utara menggelar dialog sesegera mungkin. Menurutnya, upaya itu mungkin tidak akan berjalan lancar begitu saja.
Sementara itu, Rusia meyakini kemungkinan pertemuan Trump dan Kim "adalah langkah yang tepat." Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dalam kunjungan ke Ethiopia.
(aal)