Jakarta, CNN Indonesia -- Panel Dewan Perwakilan
Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka tak menemukan bukti atas dugaan kolusi antara Presiden
Donald Trump dan
Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016.
"Kami tak menemukan bukti kolusi, koordinasi, atau konspirasi antara tim kampanye Trump dan Rusia," demikian bunyi laporan perwakilan Partai Republik sebagai kekuatan mayoritas dalam Komite Intelijen Dewan Perwakilan AS.
Melalui pernyataan akhir itu, panel tersebut juga menampik dugaan Moskow berupaya memenangkan Trump dalam pemilu, bertolak belakang dengan laporan para pejabat penting intelijen AS pada Januari 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harap temuan dan rekomendasi kami dapat berguna untuk meningkatkan keamanan dan integritas pemilu di pertengahan 2018 nanti," tutur ketua panel tersebut, Devin Nunes, sebagaimana dikutip
AFP.
Menanggapi hasil laporan ini, Perwakilan Partai Demokrat dalam panel tersebut, Adam Schiff, mengatakan bahwa laporan dari Republik tersebut merupakan hasil tekanan dari Gedung Putih.
Perwakilan Partai Demokrat dalam panel tersebut, Adam Schiff, mengatakan bahwa laporan dari Republik tersebut merupakan hasil tekanan dari Gedung Putih.
"Sementara anggota mayoritas dari komite kami mengindikasikan bahwa mereka berada di bawah tekanan besar untuk mengakhiri penyelidikan, ini juga menjadi masa tragis bagi Kongres, dan menunjukkan ketundukan kepada pihak eksekutif," kata Schiff.
Melanjutkan pernyataannya, Schiff berkata, "Pihak mayoritas tidak mau mencari fakta yang sebenarnya."
Meski Dewan Perwakilan menutup penyelidikan ini, Komite Intelijen Senat masih akan melanjutkan investigasi terpisah terkait dugaan kolusi Rusia ini.
Sementara itu, jaksa independen dari Kementerian Kehakiman AS, Robert Mueller, juga masih menggelar penyelidikan terpisah terkait skandal ini.
Kini, Mueller mulai membidik sejumlah mantan tangan kanan Trump untuk mendalami kontak antara tim kampanye sang presiden dengan Rusia.
Mueller bahkan mulai menyelidiki kemungkinan Trump mencoba mengganggu proses investigasi. Merujuk pada sejumlah laporan, Trump sedang sering berdiskusi dengan para pengacara di Gedung Putih mengenai kesediaannya diinterogasi Mueller.
(has)