Jakarta, CNN Indonesia -- Cambridge Analytica, perusahaan analis data yang dikenal karena bekerja dengan tim kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump, memecat CEO Alexander Nix menyusul laporan yang menunjukkan dia mendiskusikan potensi penyuapan dan penjebakan.
Dalam pernyataan yang dikutip
CNN pada Rabu (21/3), perusahaan menyatakan pemecatan Nix berlaku segera, sembari "menanti investigasi utuh dan independen" terkait persoalan itu.
Pernyataan tersebut dirilis beberapa saat sebelum Channel 4 News di Inggris menyiarkan laporan yang mengekspos cara kerja perusahaan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan yang dipublikasikan pada Selasa menunjukkan rekaman yang diambil secara diam-diam berisi percakapan Nix yang mengklaim sering bertemu Trump dan bahwa perusahaannya bertanggung jawab atas banyak hal dalam kampanye sang Presiden.
"Kami melakukan semua penelitian, data, analisis, penentuan sasaran," kata Nix. "Kami mengelola seluruh kampanye digital, kampanye televisi, dan data kami membantu penentuan strategi."
Alex Tayler, kepala bidang data Cambridge Analytica, terekam secara terpisah menyebut analisis perusahaan berkontribusi pada kemenangan Elektoral Trump.
"Jika Anda memikirkan fakta bahwa Donald Trump kalah dalam suara populer sebesar 3 juta suara, tapi memenangkan suara Elektoral, itu karena data dan penelitian," kata Tayler secara terpisah dari Nix. "Itulah bagaimana kami memenangkan pemilu.
Nix juga terekam berbicara dengan wartawan yang menyamar jadi seorang klien, mengaku meyakini AS tidak punya yurisdiksi terkait aktivitas mereka. Dalam rekaman, dia mendeskripsikan pertanyaan yang dia terima dari Komisi Intelijen Dewan Perwakilan.
"Politikus Republik menanyakan tiga pertanyaan--lima menit selesai," ujarnya. "Partai Demokrat menanyakan pertanyaan selama dua jam."
Laporan Channel 4 sebelumnya menunjukkan Nix mengatakan kepada wartawan yang menyamar jadi calon klien asal Sri Lanka bahwa dirinya bisa "mengirim perempuan ke rumah kandidat" untuk mendapatkan materi tidak senonoh.
Seorang wartawan kemudian bertanya, "Anda menggunakan perempuan untuk ini, untuk menggoda, mereka bukan orang lokal? Bukan orang Sri Lanka?"
Nix mengatakan tidak.
"Katakan kami bisa bawa orang Ukraina," ujarnya. "Mereka sangat cantik. Biasanya berhasil."
Menanggapi, Cambridge Analytica pada Senin menyatakan laporan itu "disunting dan disusun" untuk menunjukkan percakapan secara tidak tepat, dan Nix menampik bahwa perusahaan terlibat dalam penjebakan atau penyuapan.
Pernyataan Cambridge Analytica pada Selasa menyatakan akan ada penyelidikan independen dan hasilnya akan diungkap oleh perusahaan seiring prosesnya berjalan.
"Komentar Nix yang secara diam-diam direkam Channel 4 dan dugaan lain tidak mewakili nilai atau operasi perusahaan dan pemecatannya menunjukkan keseriusan kami memandang pelanggaran ini," bunyi pernyataan tersebut.
Perusahaan ini juga dikaitkan dengan skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook untuk kepentingan kampanye pemilu sejak 2014 lalu.
(aal)