Diusir karena Kasus Racun, Diplomat Rusia Tinggalkan Inggris

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 22 Mar 2018 02:59 WIB
Sebanyak 23 diplomat Rusia meninggalkan London untuk bertolak menuju Moskow, setelah Inggris mengusir mereka di tengah isu serangan racun ke eks mata-mata.
Sergei Skripal dirawat di rumah sakit setelah dia menjadi sasaran serangan racun saraf. (AFP Photo/Ben Stansall)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 23 diplomat Rusia dan anggota keluarganya meninggalkan London untuk bertolak menuju Moskow, Rabu (21/33) setelah Inggris mengusir mereka di tengah kekisruhan terkait serangan racun terhadap seorang mantan mata-mata agen ganda belum lama ini.

Perdana Menteri Theresa May menuding Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadap agen ganda Rusia yang membelot ke Inggris, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, yang ditemukan dalam keadaan tak sadar di bangku umum di Salisbury.

Insiden yang jadi serangan racun saraf pertama di Eropa sejak Perang Dunia II ini membuat Inggris menghukum Rusia dengan mengusir para diplomat Rusia yang diyakini merupakan mata-mata tak resmi. Mereka diberi waktu satu pekan untuk meninggalkan London.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia berulang kali menampik terlibat dalam serangan terhadap Skripal dan putrinya. Menanggapi tindakan Inggris, Moskow meminta 23 diplomat Inggris untuk pergi dalam rentang waktu satu minggu.

Sementara May bertemu dengan para pejabat tinggi dan penasihat keamanan nasional, juru bicaranya mengumumkan sejumlah langkah baru untuk melacak orang-orang yang masuk ke wilayah Inggris dan dinilai bisa jadi ancaman.
Langkah itu sesuai dengan pengumuman May Rabu lalu bahwa Inggris akan membuat undang-undang baru untuk memperkuat pertahanan atas "aktivitas negara musuh."

Pesawat Ilyushin-96 milik pemerintah, dengan tulisan 'Rossiya' dan bendera kebangsaan terpampang di sisinya, menjemput para diplomat secara khusus. Mereka dilepas secara hangat oleh diplomat tertinggi Rusia di London.

Berterima kasih atas nama Presiden Vladimir Putin, Duta Besar Alexander yakovenko mengatakan "kami bangga." Demikian dilaporkan Reuters.
Putin berulang kali menegaskan Moskow tidak terlibat dalam serangan dan Rusia telah menolak menjelaskan bagaimana caranya Novichok, racun era soviet, bisa digunakan dalam serangan terhadap Skripal.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER