Jakarta, CNN Indonesia -- Fateen Bilal Abdul, warga
Amerika Serikat yang diduga membunuh Enen Cahyati, warga
Indonesia, di Phnom Penh dilaporkan telah meninggalkan
Kamboja tak lama setelah menghabisi nyawa istrinya itu.
Pejabat urusan protokol dan kekonsuleran Kedutaan Besar RI di Phnom Penh, Nelson Simorangkir, mengatakan Bilal dipastikan meniggalkan Kamboja pada Kamis (22/3), hari ketika Enen diperkirakan tewas.
"Sementara ini laporan kepolisian Kamboja mengungkap bahwa pelaku pembunuhan, pak Bilal, tiba di Phnom Penh tanggal 16 Maret dan meninggalkan Kamboja pada 22 Maret menggunakan maskapai Air Asia. Jadi pelaku sudah tidak berada di Kamboja sejak 22 Maret," ucap Nelson melalui keterangan tertulisnya kepada
CNNIndonesia.com pada Kamis (29/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nelson mengatakan dalam waktu dekat kepolisian Kamboja akan mengeluarkan red notice kepada Interpol guna mencari Bilal.
"Kita tunggu saja, mungkin masih diproses," katanya.
Jasad Enen ditemukan sudah tak bernyawa dan dalam keadaan mulai membusuk di kamar Hometown Suite Hotel di Phnom Penh pada Minggu (25/3). Dia diperkirakan tewas tiga hari sebelumnya.
Jasad Enen ditemukan setelah sejumlah staf hotel mencium bau busuk dari kamarnya. Saat membobol kamar, petugas hotel menemukan perempuan asal Jakarta Selatan itu sudah tidak bernyawa dan langsung melapor polisi.
Enen dan Bilal dilaporkan telah menginap di Hometown Suite Hotel sejak 19 Maret lalu. Keduanya dikabarkan menikah sejak 2015 lalu dan pertama kali saling mengenal melalui dunia maya.
Nelson mengatakan karena kondisi jasad Enen yang tidak memungkinkan dipulangkan, KBRI memutuskan memakamkan perempuan itu di Kamboja.
Enen, paparnya, telah dimakamkan secara Islam hari ini sekitar pukul 12.30 waktu lokal di Provinsi Kandal, sekitar 33 kilometer dari Phnom Penh.
Pemakaman di Kamboja tersebut dilakukan setelah mendapat persetujuan keluarga Enen di Jakarta.
(nat)