Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump berencana mengerahkan militer ke perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko untuk membendung gelombang imigran ilegal sementara rencana pembangunan tembok masih terus digodok.
"Sampai kita memiliki tembok dan keamanan yang memadai, kita harus mengamankan perbatasan kita dengan militer," ujar Trump, sebagaimana dikutip
Reuters, Selasa (3/4).
Tak lama setelah Trump berbicara di hadapan wartawan, Gedung Putih langsung merilis pernyataan bahwa salah satu strategi pemerintah untuk mengamankan perbatasan dengan Meksiko adalah dengan mengerahkan tentara nasional.
Pernyataan ini dirilis setelah Trump bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, James Mattis, dan Jaksa Agung, Jeff Sessions, di Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana pengerahan militer ini menimbuilkan tanda tanya karena berdasarkan undang-undang, tentara dan ranting militer lain tak boleh ikut serta dalam upaya penegakan hukum sipil di tanah AS kecuali mendapatkan izin dari Kongres.
Presiden AS sebelumnya, seperti George W. Bush dan Barack Obama, memang pernah mengerahkan militer ke perbatasan, tapi hanya untuk menghimpun data intelijen, tak berkaitan dengan penegakan hukum.
Seorang profesor dari Fakultas Hukum Universitas Texas, Stephen Vladeck, mengatakan bahwa AS memang memiliki hukum yang mengizinkan pengerahan militer untuk urusan sipil, tapi hanya jika terjadi kerusuhan.
"Rincian rencana sangat penting dalam hal ini. Pertanyaan sesungguhnya adalah jika presiden serius mengenai ini, argumen hukum apa yang akan dikeluarkan oleh Gedung Putih dan Pentagon untuk melegitimasi pengerahan ini," ucap Vladeck.
Beberapa anggota Kongres pun ragu rencana ini akan disetujui dengan suara bulat di Kongres.
"Kita harus membawa rancangan hukum itu ke Senat. Saya perkirakan hukum itu hanya akan didukung tak lebih dari 20 orang," tutur Senator dari Partai Demokrat, Brian Schatz.
Isu ini kembali mengemuka setelah Trump menerima laporan akan ada satu karavan besar membawa banyak imigran dari arah Meksiko menuju AS.
Para pejabat Meksiko menyatakan bahwa Trump sengaja memunculkan kembali isu ini untuk menekan negaranya terkait Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Namun, selama ini, Trump memang sangat vokal ketika berbicara tentang imigran ilegal, terutama dari Meksiko.
Sejak masa kampanye, Trump berjanji akan membangun tembok di sepanjang perbatasan dengan Meksiko untuk membendung arus imigran ilegal.
Setelah naik takhta pada Januari 2017, Trump berkeras ingin mewujudkan rencananya tersebut. Meski sempat ditentang, rencana itu akhirnya disetujui parlemen, tapi rincian pembangunan tembok itu masih terus digodok.
(has)