Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan
Rusia untuk "bersiap" menghadapi serangan peluru kendali di
Suriah. Dia berjanji akan melumpuhkan pertahanan rudal Beruang Merah.
"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan kepada Suriah. Bersiaplah Rusia, karena rudal-rudal itu akan datang, bagus, baru dan 'pintar!" kata Trump lewat Twitter, Rabu (11/4).
"Anda mestinya tidak jadi rekan Binatang Pembunuh Bersenjata Gas yang membunuh warganya sendiri dan menikmatinya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump belakangan menimbang respons yang bakal dilakukan AS atas serangan kimia yang diduga dilakukan pemerintah Suriah. Serangan itu, menurutnya, adalah tindakan yang "gila."
Dia juga mengkritisi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Iran karena mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Trump mengancam akan ada "harga yang mesti dibayar mahal" atas korban-korban jiwa yang berjatuhan.
"Jika ada serangan dari Amerika, maka ... rudal mereka akan dijatuhkan dan bahkan sumber tembakan rudal itu sendiri," kata Duta Besar Rusia untuk Libanon Alexander Zasypkin, dalam laporan al-Manar yang dikutip
Reuters, Rabu (11/4).
Dia mengatakan bentrokan dengan AS mesti dihindari dan Moskow siap bernegosiasi. Namun, pernyataannya tetap meningkatkan kekhawatiran akan konflik langsung antara dua kekuatan besar dunia yang mendukung pihak berbeda di perang saudara Suriah ini.
Pernyataan itu, kata Zasypkin, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala staf angkatan bersenjatanya.
Pada Maret lalu, militer Rusia menyatakan akan merespons serangan AS ke Suriah dengan mengincar rudal dan peluncur yang digunakan. Rusia adalah sekutu terkuat Bashar al-Assad dan kekuatan udaranya membantu Sang Presiden merebut kembali wilayah dari pemberontak sejak 2015 lalu.
Zasypkin mengatakan bentrokan AS dan Rusia soal Suriah "mesti dihindari sehingga kita siap bernegosiasi."
Moskow dan Washington berdebat panas di Perserikatan Bangsa-Bangsa soal penggunaan senjata kimia di Suriah. AS dan para sekutunya mempertimbangkan untuk menyerang Suriah sebagai respons atas serangan gas racun itu.
Setidaknya 60 orang tewas akibat serangan senjata kimia yang terjadi di Douma, kata para petugas bantuan kemanusiaan Suriah. Sekitar 500 orang yang dirawat di rumah sakit pun menunjukkan gejala-gejala terpapar zat kimia beracun, kata WHO.
Pemerintah Suriah dan Rusia menyatakan laporan itu palsu. Kremlin berharap semua pihak yang terlibat di Suriah bisa menghindari tidakan mengganggu stabilitas kawasan.
(aal)