Jakarta, CNN Indonesia -- Militer angkatan udara Arab Saudi mengatakan mereka telah mencegat sebuah peluru kendali yang melaju di atas ibu kota negara tersebut, Riyadh, pada Rabu (11/4) waktu setempat.
Upaya pencegatan tersebut mengakibatkan terjadinya tiga ledakan keras disertai kepulan asap di langit Riyadh.
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman telah meningkatkan serangan rudal terhadap kerajaan tersebut sebagai aksi pembalasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Houthi membalas Arab Saudi atas serangan negara itu bersama sekutunya yang memerangi gerakan bersenjata sekutu Iran tersebut.
Sebelumnya satu orang tewas di Riyadh pada bulan lalu akibat tertimpa puing rudal setelah ditembak jatuh oleh militer tersebut di udara dan menjadi korban jiwa pertama perang Yaman di Arab Saudi.
Arab Saudi dan koalisinya yang sebagian besar terdiri dari negara-negara Teluk Arab memutuskan terlibat dalam perang saudara di Yaman pada 2015.
Serangan pada Rabu (11/4) ini menandai keempat kalinya misil meluncur di atas ibu kota Riyadh dalam lima bulan terakhir.
Pada pekan lalu, Houthi juga menargetkan sebuah rudal ke arah tanki milik perusahaan minyak Aramco milik Saudi, namun berhasil ditembak oleh angkatan senjata Arab Saudi.
Aramco lalu menyatakan via Twitter bahwa semua fasilitasnya dalam keadaan aman dan beroperasi dengan normal.
Houthi mencoba menunjukkan upaya untuk menunjukkan kemampuan mereka menyerang ibu kota Arab Saudi untuk mengancam dan meningkatkan konflik antara negara itu dengan Iran.
Koalisi Arab Saudi sendiri telah melancarkan ribuan serangan udara menuju Yaman yang telah menghantam banyak sekolah, pasar, rumah sakit, dan menewaskan ratusan nyawa walaupun mereka mengaku tak menargetkan penduduk sipil.
(end)