Jakarta, CNN Indonesia -- Dua warga Kristen
Pakistan tewas dalam penembakan terhadap sekelompok jemaat yang baru meninggalkan gereja pada Minggu (15/4).
Pejabat polisi setempat, Ataullah Shah, mengatakan para jemaat sedang dalam perjalanan pulang di Quetta, ibu kota provinsi Baluchistan, ketika dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor mulai melepas tembakan ke arah mereka.
Diberitakan
Reuters pada Senin, delapan orang menderita luka-luka dibawa ke rumah sakit sementara dua lainnya dinyatakan tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siaran televisi menunjukkan masyarakat kristen Quetta membakar ban mobil dan sepeda motor dalam rangka memprotes penembakan tersebut.
Di rumah sakit, orang-orang berteriak dan menangis sementara jenazah korban dibawa dengan tandu, diselimuti kain putih.
Baluchistan, wilayah yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, dinodai kekerasan kelompok Islamis yang terkait dengan Taliban, al-Qaidah dan ISIS. Daerah itu juga dirundung pemberontak etnis Baloch yang memerangi pemerintah pusat.
ISIS dalam beberapa tahun terakhir membuat cabang di Pakistan dan Afghanistan dengan merekrut anggota kelompok bersenjata yang sudah mapan. Para pengikutnya mengklaim sebagian serangan paling mematikan di Pakistan, baru-baru ini.
Bulan ini, empat orang anggota keluarga Kristen ditembak mati di Quetta, sehari setelah Paskah. Menurut polisi, aksi itu merupakan "serangan terarah."
Pada Desember, dua pelaku bom bunuh diri merangsek ke dalam gereja yang ramai di barat daya Pakistan, menewaskan setidaknya 10 orang dan melukai hingga 56. ISIS mengklaim dua serangan tersebut.
Koloseum kuno Roma disinari warna merah untuk semalam pada Februari lalu, sebagai bentuk solidaritas bagi umat Kristen yang diperskusi, terutama Asia Bibi, perempuan Katolik yang menanti hukuman mati sejak 2010 karena diduga menghina Islam.
(aal)