Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Utara baru saja memperingati hari kelahiran Kim Il-Sung, pendiri negara terisolasi itu, kakek
Kim Jong-un, pemimpin saat ini, Minggu (15/4). Berbeda dari perayaan-perayaan sebelumnya, peringatan akhir pekan kemarin tak melibatkan parade alat pertahanan utama (alutsista) militer seperti biasanya.
Korea Utara menggelar festival seni termasuk pertunjukan balet dalam peringatan "Hari Matahari" tersebut. Pertunjukan itu bahkan dihadiri oleh penari balet nasional China, bertepatan dengan kunjungan salah satu petinggi Partai Komunis China, Song Tao, ke Pyongyang.
Sejumlah gambar yang dirilis media pemerintah Korut,
KCNA, menunjukkan bahwa beberapa turis asing yang tengah berlibur ke Korut turut mengunjungi Festival Seni Persahabatan Musim Semi di ibu kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada lagi pameran rudal atau tank-tank militer, festival seni itu dimeriahkan oleh pertunjukan kembang api, tari-tarian, hingga olahraga.
Kim Jong-un bersama sang istri, Ri Sol Ju, bahkan turut menyaksikan pertunjukan balet pada Minggu malam. Keduanya terlihat bertepuk tangan dan tertawa bersama Song Tao.
Kepada Song, Kim bahkan mengatakan sempat bertemu dengan para penari balet dan seniman China lainnya secara personal sebagai bentuk penghargaannya terhadap Presiden Xi Jinping yang sudah menjamunya di Beijing akhir Maret lalu.
Dalam kesempatan itu, Kim bahkan mengatakan dia ingin mengembangkan "fase baru" dalam hubungan kedua negara.
Dilansir
Reuters, nihilnya pameran alutsista termasuk teknologi rudal di Hari Matahari kemarin memperkuat pesan dan keinginan Korut soal rekonsiliasi.
Sebab, berbeda dengan tahun sebelumnya, parade kali ini Kim Jong-un terlihat tidak berambisi memamerkan kekuatan militer, termasuk pengembangan senjata rudal dan nuklirnya.
Hal ini dilakukan ketika relasi Korut dan Korsel berangsur membaik sejak awal 2018. Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in bahkan berencana melakukan pertemuan bersejarah 27 April mendatang.
Tak hanya itu, Kim Jong-un juga diperkirakan akan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump sekitar akhir Mei atau awal Juni nanti.
Meski begitu, sejumlah pihak termasuk sejumlah pejabat AS masih menganggap skeptis niat baik Korut untuk rujuk itu.
Menteri luar negeri AS yang ditunjuk Trump, Mike Pompeo, bahkan menganggap Korut tak boleh berharap imbalan apapun dari pembicaraan Trump dan Kim Jong-un sampai negara itu benar-benar melucuti senjata nuklirnya.
(nat)