Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Moon Jae-in mengklaim bahwa
Korea Utara tak lagi menuntut penarikan pasukan
Amerika Serikat dari Korea Selatan sebagai timbal balik denuklirisasi.
"Korea Utara menunjukkan keinginan untuk menghentikan program nuklir mereka tanpa menuntut penarikan pasukan [AS] dari Semenanjung Korea," ujar Moon, Jumat (20/4).
Moon mengatakan bahwa Korut memahami bahwa desakan untuk menarik 28 ribu tentara AS dari Korsel tak akan pernah diterima oleh Washington.
Namun, Korut tetap ingin mendapatkan jaminan keamanan dari Korsel dan AS yang selama ini kerap menggelar latihan militer gabungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Moon, AS pun memberikan klarifikasi mengenai jaminan keamanan tersebut, membuka kemungkinan pertemuan antara pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, dan Presiden AS, Donald Trump, yang akhirnya dijadwalkan digelar pada Mei mendatang.
"Mereka hanya ingin mengakhiri kebijakan permusuhan terhadap Korut, kemudian menjamin keamanan mereka. Dengan klarifikasi itu, AS dan Korut sepakat duduk bersama di pertemuan tersebut," ucap Moon, sebagaimana dikutip
CNN.
Sebelum pertemuan tersebut, Kim dan Moon akan bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi Inter-Korea pada 27 April mendatang.
Untuk mempersiapkan pertemuan tersebut, para pejabat tinggi dari kedua negara akan melakukan dua kali latihan, yaitu pada 24 April dan 26 April.
Hawa perdamaian di Semenanjung Korut ini mulai berembus sejak awal 2018, setelah hubungan Korut dan komunitas internasional memanas karena ambisi nuklir mereka tahun lalu.
Akibat ambisi nuklir itu, Korut dijatuhi berbagai sanksi dari komunitas internasional. Sejumlah pihak mengatakan bahwa Korut melunak karena sanksi itu mulai mencekik rakyatnya.
(has)