Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Selatan mematikan pengeras suara yang menayangkan propaganda di perbatasan negaranya dengan
Korea Utara pada Senin (23/4), beberapa hari menjelang pertemuan bersejarah antara
Kim Jong-un dan Presiden
Moon Jae-in.
"Kami menghentikan siaran melalui pengeras suara mulai hari ini untuk mengurangi ketegangan militer dan menciptakan iklim damai menjelang konferensi tingkat tinggi inter-Korea 2018," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel, sebagaimana dikutip
AFP.
Situasi di perbatasan pun dilaporkan cukup tenang karena Korsel tak lagi menyiarkan musik, berita, atau pesan propaganda melalui pengeras suara di perbatasan.
Biasanya, kondisi di perbatasan tak setenang hari ini karena Korsel dan Korut beradu propaganda melalui pengeras suara masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perang propaganda ini memanas sejak Korut terus melakukan uji coba rudal dan program senjata nuklirnya sepanjang tahun lalu.
Secara teknis, Korsel dan Korut masih dalam status berperang karena Perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan perjanjian gencatan senjata, bukan kesepakatan damai.
Kedua negara sudah beberapa kali melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan salah satu agenda perundingan damai, yaitu pada 2000 dan 2007, tapi kedua upaya itu gagal.
Hubungan kedua negara membaik sejak awal tahun ini, ketika Kim menyiratkan keinginan negaranya untuk ikut serta dalam Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel, pada Februari lalu.
Korsel pun mengupayakan berbagai cara untuk mengakomodasi delegasi Korut, sampai-sampai mengucurkan banyak dana agar semua perwakilan Pyongyang dapat mengikuti gelaran acara.
Atlet Korut dan Korsel mengikuti pawai di bawah satu bendera saat upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin itu, disaksikan oleh Moon yang duduk berdampingan dengan adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong.
Relasi kedua negara terus menguat hingga pejabat Seoul berhasil bertemu dengan Kim Jong-un, yang akhirnya menitipkan undangan pertemuan untuk Presiden AS, Donald Trump.
(has)