Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Diraja
Malaysia merilis sketsa foto tersangka pelaku penembakan profesor
Palestina, anggota Gerakan Perlawanan Islam
Hamas, Fadi Mohammad Al-Batsh.
Inspektur Jenderal Tan Sri Mohamad Fuzi Harun mengatakan gambar tersebut dibuat berdasarkan deskripsi yang diperoleh dari keterangan saksi mata. Sketsa itu telah disebarkan ke seluruh otoritas berwenang termasuk perbatasan Malaysia.
"Kami memiliki ahli yang menyusun foto sketsa yang dibuat berdasarkan saksi mata tetapi kami tidak dapat mengungkapkan banyak tentang mereka yang berbicara kepada kami," kata Fuzi kepada wartawan di Pusat Pelatihan Polisi di Kuala Lumpur, Senin (23/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Batsh tewas setelah ditembak dua orang tak dikenal di dekat sebuah masjid di Gombak, Kuala Lumpur, Sabtu (21/4). Insiden itu terjadi ketika Al-Batsh hendak pergi ke masjid untuk menunaikan salat subuh.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan 14 peluru ditembakkan ke arah korban. Beberapa di antaranya mengenai tembok.
Keluarga korban dan Hamas menuding badan intelijen Israel, Mossad, dibalik pembunuhan Al-Batsh.
Fuzi mengatakan kedua pelaku diyakini berasal dari Eropa atau Timur Tengah dengan tinggi sekitar 180 sentimeter.
Dia mengatakan para pelaku disebut mengendarai sepeda motor BMW GS dan Kawasaki Versys. Keduanya sempat menunggu Al-Batsh muncul selama 20 menit di dekat Jalan Meranti.
"Kedua tersangka bertubuh tegap yang memiliki tingi sekitar 180 sentimeter serta kulit berwarna cerah," kata Fuzi.
"Kami juga menemukan 14 peluru dari tubuh korban setelah membedah jenazah. Kami telah mengirim peluru-peluru itu untuk diselidiki oleh para ahli senjata kami," lanjutnya seperti dikutip
The Strait Times.
Selain itu, polisi mengesampingkan asumsi awal bahwa Al-Batsh adalah korban penembakan acak. Sebab, berdasarkan rekaman CCTV saat kejadian berlangsung dua orang yang berjalan melewati para pelaku tidak ditembak.
Al-Batsh ditembak mati setelah dirinya berjalan sekitar 300 meter dari rumahnya menuju masjid untuk memimpin salat Subuh. Insiden diperkirakan terjadi sekitar pukul 6 pagi.
Fuzi enggan membeberkan penyelidikan kasus itu lebih lanjut karena masih berlangsung. Dia menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada ancaman yang menargetkan keluarga Al-Batsh.
Kepolisian, paparnya, berencana meminta kesaksian dari saudara korban, Rami Al-Batsh, yang baru tiba di Negeri Jiran hari ini jika dibutuhkan dalam penyelidikan.
Fuzi mendesak seluruh pihak yang melihat kejadian dan mengetahui sesuatu terkait kasus pembunuhan ini untuk melapor ke polisi.
(nat)