Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang petugas polisi mendapatkan pujian karena menolak menembak tersangka
serangan penabrakan mobil di Toronto,
Kanada, meski pengemudi van yang menewaskan 10 orang itu mengaku memiliki senjata api, Senin (23/4).
Rekaman video menunjukkan petugas polisi tersebut menodongkan senjata terhadap tersangka di tengah jalan, sementara orang itu balik menodongkan benda yang tampak seperti senjata dan berteriak "bunuh aku." Video CBC News yang dilaporkan
Reuters itu menunjukkan lelaki tersebut berulang kali menodongkan sesuatu kepada polisi.
Penangkapan tersangka dipuji sebagai contoh sikap polisi menahan diri di tengah kekacauan. Peristiwa itu terjadi beberapa menit setelah mobil van sewaan menabraki pejalan kaki di jam makan siang di utara Toronto, menewaskan 10 orang dan melukai 15 lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara tersangka berteriak "bunuh aku," polisi itu menjawab, "tidak, tiarap." Ketika tersangka mengatakan "saya punya senjata di kantong saya," petugas menjawab "Saya tak peduli. Tiarap."
Polisi Toronto mengidentifikasi tersangka sebagai Alek Minassian (25), warga Richmond Hill, permukiman yang berada tak jauh dari Toronto.
"Tampaknya tersangka berupaya untuk dieksekusi. Dia memang menginginkan 'bunuh diri oleh polisi'," kata Gary Clement, pensiunan Polisi Kerajaan Kanada yang berpengalaman selama 34 tahun, kepada
Reuters.
Kepala Kepolisian Toronto Mark Saunders mengatakan sikap petugas itu mencerminkan "latihan kaliber tinggi yang dilakukan."
"Mereka diajarkan untuk menggunakan paksaan sesedikit mungkin di situasi apapun," kata Clement.
Dia mengatakan langkah itu membantu petugas melihat tersangka secara jernih, saat ia keluar dari mobil dan bergegas di pinggir jalan, dekat polisi.
Ketegangan yang berakhir tanpa kekerasan itu juga dipuji di media sosial.
"Wow, lihat polisi-polisi Kanada menangkap tersangka pembunuh ini," kata pengguna Twitter, Stuart A Thompson.
Di saat yang sama, polisi di Amerika Serikat dikritik karena terlalu cepat menarik pelatuk, setelah terjadi serangkaian penembakan oleh polisi dan kematian tersangka dalam penangkapan.
Saksi mata di Toronto mengungkapkan ketakutannya atas insiden yang terjadi di Toronto.
Young Lee, seorang pengacara berusia 56 tahun, melihat dari jendelanya yang berada di lantai ketiga di Yonge Street dan terkejut melihat petugas medis berupaya menolong dua korban yang tak sadarkan diri.
"Saya tak pernah melihat kekerasan seperti ini di Toronto," kata Lee. "Saya merasa sekaligus marah dan bersimpati bagi para korban."
(aal)