Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Moon Jae-in menginginkan pasukan Amerika Serikat tetap berada di negaranya terlepas dari kesepakatan damai apa pun yang akan ditandatangani Korea Selatan dengan Korea Utara.
Melalui juru bicaranya, Kim Eui-kyeom, Moon mengatakan keberadaan militer AS tidak berkaitan dengan kesepakatan damai apa pun yang tengah dirundingkan Seoul dengan Pyongyang.
"Penempatan tentara AS di Korsel adalah isu kerja sama aliansi antara Seoul dan Washington. Ini tidak ada hubungannya dengan penandatanganan traktat damai," kata Kim, Rabu (2/5).
Seoul menganggap peran pasukan AS di negaranya sangat besar, salah satunya sebagai mediator konfrontasi militer antara negara besar di kawasan, seperti China dan Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip
Reuters, Kim juga menegaskan tujuan utama Presiden Moon menyepakati rencana perjanjian damai adalah mengakhiri konflik Korsel-Korut dengan menjanjikan "tidak lagi ada perang" di Semenanjung Korea.
Kim meminta masyarakat, terutama pengamat dan akademisi, tidak membuat publik bingung terkait pendirian Presiden Moon dalam masalah ini.
Pernyataan itu diutarakan untuk menanggapi opini sejumlah pengamat, salah satunya penasihat presiden sekaligus akademisi Moon Chung-in.
Dalam salah satu kolomnya, Moon menganggap kehadiran militer AS di Korsel akan semakin sulit dipertahankan jika kedua Korea sepakat menandatangani traktat damai, sesuai hasil pertemuan tingkat tinggi inter-Korea pekan lalu.
AS menempatkan sedikitnya 28.500 pasukan di Korsel sejak Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata 1953 lalu. Keberadaan militer AS menjadi salah satu penghalang hubungan Seoul dan Pyongyang selama ini.
Korut ingin tentara Amerika angkat kaki dari Korsel sebagai syarat jika ingin pengembangan senjata nuklir dan rudal Pyongyang dihentikan.
Korut juga kerap memprotes latihan militer gabungan antara AS dan Korsel di Semenanjung Korea yang dianggap sebagai bentuk permusuhan terhadap negaranya.
(has)