Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri luar negeri-negara anggota
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berencana mengunjungi kamp-kamp penampungan pengungsi
Rohingya di Cox's Bazar, Jumat (4/5).
Kunjungan itu merupakan bagian dari rangkaian Konferensi Tingkat Menteri OKI di Bangladesh, 4-6 Mei mendatang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan Indonesia akan diwakili oleh Wakil Menlu RI AM Fachir dalam KTM OKI ke-45 itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain pertemuan tingkat menteri, para anggota OKI akan kunjungi Cox's Bazar pada 4 Mei mendatang. Khususnya para anggota contact group OKI terkait isu Rohingya," ucap Arrmanatha dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (3/5).
Arrmanatha mengatakan isu Rohingya menjadi fokus agenda KTM karena pertemuan berlokasi di Bangladesh, negara yang menampung lebih dari 700 ribu pengungsi etnis minoritas itu sejak Agustus lalu.
Lawatan menlu negara OKI ke perbatasan juga dilakukan guna melihat secara langsung apa yang selama ini dihadapi Bangladesh dalam menangani gelombang eksodus dari Rakhine, kata Arrmanatha.
Arrmanatha mengatakan menteri negara OKI juga akan mengadakan pertemuan khusus pada Minggu.
"Topik yang akan dibahas dalam pertemuan khusus itu adalah isu-isu yang berkaitan dengan hal kemanusiaan, termasuk tantangan negara yang terdampak krisis pengungsi Rohingya," ujar Arrmanatha.
Selain Rohingya, isu Palestina juga tak luput dari pembicaraan negara anggota OKI. Arrmanatha mengatakan para menlu kemungkinan akan membahas masalah pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat untuk Israel ke Yerusalem.
"Isu Palestina merupakan standing issue OKI karena isu ini menjadi salah satu alasan mengapa dibentuk OKI. Mengenai rencana pelaksanaan pemindahan kedubes AS ke Yerusalem, ini juga akan jadi perhatian menteri OKI besok," kata Arrmanatha.
Meski begitu, Arrmanatha tak menjelaskan apakah pertemuan itu akan menghasilkan resolusi terkait isu Palestina dan rencana pemindahan Kedubes AS.
"Akan ada 118 resolusi yang dibahas dan diadopsi dalam KTM OKI nanti, yang utama adalah resolusi soal penguatan kerja sama antara negara anggota. Selebihnya masih perlu dilihat nanti," ucap Arrmanatha.
(aal)