Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Palestina
Mahmoud Abbas kembali terpilih sebagai pemimpin komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (
PLO), Jumat (4/5).
Pengangkatan kembali Abbas diputuskan oleh Dewan Nasional Palestina (PNC) setelah menggelar rapat selama empat hari. Selain pengangkatan Abbas, PNC juga turut merombak sejumlah anggota komite. Ia menggantikan beberapa anggota komite yang merupakan oposisi dengan sekutu-sekutu dekatnya.
"Anggota Komite Eksekutif PLO telah saling berkonsultasi dan memutuskan memilih saudara Abu Mazen (Abbas) sebagai ketua Komite Eksekutif," kata Azzam AL-Ahmad, orang kepercayaan Abbas yang terpilih menjadi satu dari 15 anggota komite.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir , pertemuan PNC ini merupakan yang pertama sejak 22 tahun lalu. Rapat tersebut dilakukan di saat Abbas berupaya memperkuat legitimasinya dalam pemerintahan.
Meski begitu, dia memberi kesempatan faksi lain yang beroposisi, seperti Popular Front untuk Pembebasan Palestina, memenangkan satu dari tiga kursi komite yang belum terisi.
Dia juga membuka jalan bagi kelompok Hamas, yang baru-baru ini sepakat rujuk dengan pemerintah, untuk bergabung dalam komite "jika menerima persatuan nasional dan PLO".
Rapat tersebut sempat diwarnai perdebatan antara pendukung dan oposisi Abbas. Hamas, Islamic Jihad Movement in Palestine, hingga sejumlah faksi PLO bahkan sempat memboikot pertemuan itu.
Sejumlah kelompok tak ingin menghadiri rapat tersebut. Beberapa pihak lainnya menginginkan pertemuan itu ditunda guna memberi lebih banyak waktu bagi dua faksi besar yang bersaing, Fatah dan Hamas, untuk benar-benar berdamai.
Selain memperkuat legitimasi, rapat PNC juga dilakukan Abbas demi memperkuat pendirian negaranya menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tetap berkeras mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Hal tersebut dirasa Abbas penting karena dalam waktu dekat Trump berencana merealisasikan relokasi kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem, kota yang selama ini menjadi sengketa antara Israel dan Palestina.
(nat)