LAPORAN DARI MALAYSIA

Istri Anwar Ibrahim Dapat Laporan Kejanggalan Pemilu Malaysia

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 09 Mei 2018 20:01 WIB
Wan Azizah Wan Ismail, calon wakil perdana menteri Malaysia sekaligus istri Anwar Ibrahim, mengatakan dirinya menerima sejumlah laporan kejanggalan pemilu.
Wan Azizah Wan Ismail mengatakan dirinya telah menerima sejumlah laporan kejanggalan pada pemungutan suara pemilu Malaysia. (AFP Photo/Mohd Rasfan)
Selangor, CNN Indonesia -- Wan Azizah Wan Ismail, calon wakil perdana menteri Malaysia dari koalisi oposisi Pakatan Harapan, menerima laporan sejumlah kejanggalan dalam proses pemungutan suara pemilihan umum pada Rabu (9/5).

"Hari ini saya menerima banyak laporan kejanggalan, contohnya di polling station ini, ada beberapa kertas ada titik hitamnya," ujar Wan Azizah kepada CNNIndonesia.com saat memantau tempat pemungutan suara (TPS) di Sekolah Kebangsaan Pandan Perdana, Selangor.

"SPR (komisi pemilu malaysia) tidak boleh menghitung itu sebagai kertas rusak, harus tetap dihitung."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat sedang berbincang, Wan Azizah diingatkan oleh stafnya bahwa waktu sudah menunjuk pukil 17.00, saatnya TPS ditutup.

Istri pejuang reformasi Anwar Ibrahim ini pun langsung bergegas ke dalam gedung sekolah untuk memastikan semua pemegang hak suara sudah mendapatkan giliran memilih.
"Wah, sudah langsung tutup. Masih ada yang mau undi? Tidak ya?" ucap Wan Azizah disambut gelengan kepala para petugas TPS.

Wan Azizah begitu menaruh perhatian karena dia sempat menerima sejumlah laporan bahwa di beberapa TPS antrean masih mengular menjelang penutupan kotak suara.

"Jika masih di dalam kompleks pemilihan, komisi pemilu harus mengizinkan. Kalau ditutup, itu pelanggaran hak orang untuk memilih," katanya.

Sekitar satu jam sebelum TPS ditutup, gerakan Bersih juga melansir pernyataan agar warga yang sudah ada di lokasi memastikan dapat memberikan suara mereka meski sudah lewat dari jam 17.00.
"Jangan pulang walaupun SPR bilang kalian terlambat. Jika kalian sudah di sana dan mengantre sebelum jam 17.00, SPR harus memberikan hak kalian untuk memilih," demikian pernyataan Bersih yang diterima CNNIndonesia.com.

"Jangan pergi dan tuntut hak kalian untuk memilih. Bukan salah kalian jika mereka lamban bekerja."

[Gambas:Video CNN]

Tak lama setelah itu, calon perdana menteri dari kubu oposisi, Mahathir Mohamad, juga mengeluarkan pernyataan senada.

"Proses pemungutan suara makan waktu dan saya harap warga mendapatkan hak mereka untuk memilih, entah dengan mempercepat prosesnya atau mengizinkan mereka memilih setelah jam 17.00," katanya.
Peringatan ini dikeluarkan di tengah kekhawatiran bahwa koalisi berkuasa, Barisan Nasional, akan menghalalkan segala cara untuk memenangkan pemilu, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER