Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Utara tetap membuka diri untuk berdialog dengan Amerika Serikat meski Presiden
Donald Trump membatalkan pertemuan dengan
Kim Jong-un.
"Pengumuman pembatalan pertemuan itu tak kami harapkan dan kami sangat menyesalkan itu. Kami menyatakan kepada AS keinginan kami untuk duduk bersama kapan pun untuk memperbaiki masalahnya," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Kim Kye Gwan, sebagaimana dikutip kantor berita
KCNA, Jumat (25/5).
Kim juga mengatakan bahwa Korut sudah menaruh harapan besar pada Trump yang mau memulai dialog dan menggelar pertemuan bersejarah tersebut, berbeda dengan presiden-presiden AS sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan bersejarah ini awalnya direncanakan digelar di Singapura pada 12 Juni mendatang. Namun, tak sampai sebulan menjelang agenda tersebut, Trump membatalkan pertemuan ini melalui sepucuk surat yang dikirimkan kepada Kim pada Kamis (24/5).
Di awal surat tersebut, Trump mengapresiasi jerih payah Kim dan pemerintahannya untuk mempersiapkan acara tersebut.
"Sayangnya, berdasarkan kemarahan luar biasa dan permusuhan terbuka yang ditampilkan dalam pernyataan terbaru Anda, saya merasa hal itu tidak pantas, saat ini, untuk melakukan pertemuan panjang yang direncanakan selama ini," tulis Trump.
Melanjutkan pernyataannya, Trump menulis, "Oleh karena itu, melalui surat ini saya menyatakan bahwa pertemuan di Singapura, demi kebaikan kedua belah pihak, tetapi merugikan dunia, tidak akan terjadi."
Meski demikian, Trump tak menutup kemungkinan untuk bertemu dengan Kim di kemudian hari karena dialog itu sangat penting.
"Saya memperjuangkan dialog yang indah antara Anda dan saya, dan akhirnya, hanya dialog itulah yang penting. suatu hari nanti, saya sangat ingin bertemu dengan Anda," kata Trump.
Trump juga sempat menyampaikan rasa terima kasih atas keputusan Korut untuk membebaskan warga AS yang ditahan selama ini.
Ia kemudian menutup suratnya dengan menulis, "Jika Anda berubah pikiran terkait pertemuan puncak yang paling penting ini, jangan ragu untuk menelepon atau menulis untuk saya."
"Dunia dan Korea Utara khususnya, telah kehilangan kesempatan besar untuk perdamaian abadi dan kemakmuran dan kekayaan yang besar. Kesempatan yang hilang ini adalah momen yang benar-benar menyedihkan dalam sejarah."
Warga AS pun diperkirakan bakal sangat kecewa dengan pembatalan pertemuan yang sudah direncanakan sejak awal tahun ini.
Awalnya, rencana pertemuan ini berjalan lancar, sampai-sampai PBB mencabut larangan perjalanan bagi pejabat Korut yang menjadi anggota delegasi dalam acara tersebut.
Namun, Korut berubah sikap sejak pekan lalu, ketika mereka menyatakan bahwa pertemuan tersebut tak bisa berjalan beriringan dengan latihan militer.
Selama ini, Korut memang menolak keras latihan militer bersama AS dan Korsel yang dianggap mengancam keamanan negaranya. Latihan itu pula lah yang membuat Korut mengembangkan program nuklirnya.
Trump mengatakan bahwa Kim mulai menunjukkan perubahan sikap sejak bertemu kedua kalinya dengan Presiden China, Xi Jinping, pada 8 Mei lalu.
"Saya sedikit kecewa karena saat Kim Jong-un bertemu dengan Presiden Xi Jinping untuk kedua kalinya, saya pikir ada perubahan sikap dari Kim Jong-un. Saya tidak suka itu," ujar Trump dalam tayangan konferensi pers di CNN, Rabu (23/5).
(has)