Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan diplomatik bersejarah antara Presiden Amerikat Serikat (AS)
Donald Trump dengan Pimpinan Korea Utara
Kim Jong Un yang rencananya akan berlangsung pada 12 Juni 2018 kemungkinan urung digelar.
Hal itu tercermin dari pernyataan Trump yang menyangsikan persiapan dapat selesai tepat waktu.
"Ada kemungkinan yang sangat besar bahwa pertemuan tidak akan berjalan. Bukan berarti tidak akan berhasil dalam jangka waktu tertentu, tapi mungkin tidak berhasil untuk 12 Juni mendatang," kata Trump seperti dikutip dari CNN.com, Selasa (22/5) waktu setempat.
Pernyataan itu disampaikan ketika dirinya baru saja melakukan pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut adalah sinyal paling jelas bahwa pertemuan yang sebelumnya disetujui pada Maret lalu itu mungkin berisiko. Pekan lalu, Korea Utara mensinyalkan dengan keras akan mundur dari pertemuan yang sebelumnya direncanakan terjadi di Singapura tersebut.
Trump mengatakan persiapan sedang berjalan dengan Kim, tetapi dirinya memperkirakan tidak ada cukup waktu bagi kedua belah pihak untuk menyetujui parameter yang seharusnya saling disepakati.
"Kita lihat saja apa yang terjadi. Jika itu tidak terjadi, mungkin itu akan terjadi nanti. Mungkin pada waktu yang berbeda. Tapi kita sedang bicara," tegasnya.
Dalam pertemuannya Selasa dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Trump berharap untuk mendapatkan kejelasan tentang niat nuklir Korea Utara. Sementara itu, Moon berupaya meningkatkan kepercayaannya terhadap pertemuan dengan Kim, di mana pihaknya membantu menjadi mediator.
Beberapa pejabat AS meyakini Moon menyepakati perjanjian Pyongyang ketika pemerintahnya menyampaikan undangan dari Kim kepada Trump untuk melakukan pembicaraan Maret lalu. Saat itu, utusannya mengatakan Korea Utara berkomitmen untuk denuklirisasi, tetapi pernyataan terbaru dari Korea Utara telah membawa keraguan atas keinginan Kim melakukan perundingan senjata nuklirnya.
Hal itu menyebabkan keraguan bahwa pertemuan antara Trump dan Kim akan berlanjut. Trump mengatakan dirinya yakin Kim akan menepati janjinya untuk menerapkan kebijakan nuklir, "Saya pikir dia serius. Saya pikir dia ingin melihat itu terjadi," kata Trump.
Menurut dia, Korea Utara memiliki peluang untuk menjadi negara yang hebat, namun tidak bisa terwujud dengan keadaan seperti saat ini. "Saya pikir mereka harus memanfaatkan kesempatan itu," ujar Trump.
Moon sebelumnya mendesak jalur diplomatik dan meyakini bahwa pihaknya dapat mencegah terjadinya perang. Dia tiba di AS untuk berupaya meningkatkan keyakinan bahwa pertemuan di Singapura nanti akan sukses. Bulan lalu, Moon bertemu dengan Kim di sepanjang zona Demiliterisasi Korea, sebuah pertemuan bersejarah yang diharapkan Trump dapat direplikasi dalam pertemuannya.
Pekan lalu, rencana itu berubah menjadi rumit ketika Korea Utara mengeluarkan serangkaian pernyataan keras yang mengecam latihan militer gabungan AS-Korea Selatan dan mengancam untuk menarik diri dari pertemuan puncak Trump, jika AS terus meminta pengabaian nuklir.
"Kami percaya ada kemungkinan 99,9% KTT Korea Utara-AS akan diadakan sesuai jadwal, tapi kami hanya mempersiapkan berbagai kemungkinan," kata Chung Eui-yong, penasehat keamanan nasional Moon.
Sebelumnya, Penasihat keamanan nasional AS John Bolton yang memiliki pandangan hawkish disebut-sebut telah memancing kemarahan Korea Utara. Pasalnya, dia menyarankan Trump menggunakan 'model Libya' untuk membersihkan negara dari senjata nuklirnya. AS diketahui pernah menjalankan kesepakatan dengan pemimpin Libya Moammar Gadhafi pada 2003 untuk meninggalkan senjata nuklirnya, tetapi ia digulingkan dan dibunuh pada 2011.
Usulan Bolton dianggap berpotensi merusak potensi diplomasi. Trump kemudian mengklarifikasi bahwa dia tidak mengejar model Libya di Korea Utara, tetapi berspekulasi hal-hal bisa berakhir buruk untuk Kim jika dia tidak menyetujui kesepakatan.
Di sisi lain, Sekretaris Negara Mike Pompeo mengadopsi pendekatan yang lebih diplomatis. Menurut dia, kesepakatan dengan Kim untuk meninggalkan senjata nuklir dapat menyebabkan bantuan ekonomi.
(lav/cnn.com)