Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih memberikan potongan harga untuk koin bergambar wajah Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un setelah pertemuan bersejarah pemimpin Amerika Serikat dan Korea Utara itu dibatalkan.
Melalui situs resmi toko cendera mata mereka, Gedung Putih mengumumkan bahwa harga koin bergambar dua pemimpin bersama Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, tersebut turun dari US$24,95 menjadi US$19,95.
"Koin ini akan tetap dibuat tak peduli pertemuan itu terlaksana sesuai jadwal atau tidak. Temanya adalah lebih dekat menuju perdamaian dan merayakan komunikasi antar-negara," tulis Gedung Putih.
Selain itu, Gedung Putih juga akan mengembalikan uang orang yang sudah memesan, tapi ingin membatalkan pembelian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurut mereka, "Kebanyakan orang mengatakan tetap menginginkan pusaka sejarah politik ini apa pun hasilnya.
Situs cendera mata itu pun langsung diserbu hingga sangat sulit diakses. Fortune juga melaporkan bahwa situs tersebut rusak selama beberapa jam setelah Gedung Putih mengumumkan diskon.
AFP melaporkan bahwa koin ini berbeda dengan produksi Badan Komunikasi Gedung Putih yang hanya memuat gambar wajah Kim dan Trump saling berhadapan dengan latar belakang bendera masing-masing negara.
Pertemuan bersejarah ini awalnya direncanakan digelar di Singapura pada 12 Juni. Namun, tak sampai sebulan menjelang agenda tersebut, Trump membatalkan pertemuan ini melalui sepucuk surat yang dikirimkan kepada Kim pada Kamis (24/5).
Di awal surat tersebut, Trump mengapresiasi jerih payah Kim dan pemerintahannya untuk mempersiapkan acara tersebut.
"Sayangnya, berdasarkan kemarahan luar biasa dan permusuhan terbuka yang ditampilkan dalam pernyataan terbaru Anda, saya merasa hal itu tidak pantas, saat ini, untuk melakukan pertemuan panjang yang direncanakan selama ini," tulis Trump.
Melanjutkan pernyataannya, Trump menulis, "Oleh karena itu, melalui surat ini saya menyatakan bahwa pertemuan di Singapura, demi kebaikan kedua belah pihak, tetapi merugikan dunia, tidak akan terjadi."
Meski demikian, Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Kim Kye, Gwan, menyatakan bahwa negaranya tetap terbuka untuk berdialog dengan AS.
"Pengumuman pembatalan pertemuan itu tak kami harapkan dan kami sangat menyesalkan itu. Kami menyatakan kepada AS keinginan kami untuk duduk bersama kapan pun untuk memperbaiki masalahnya," ujar Kim sebagaimana dikutip kantor berita KCNA, Jumat (25/5).
(has)