Saudi Disebut Beri Staf Obama Perhiasan Puluhan Ribuan Dolar

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 05 Jun 2018 10:03 WIB
Mantan penulis pidato Presiden Obama menyebut pemerintah Saudi memberikan koper berisi perhiasan senilai puluhan ribu dolar kepada para pejabat Gedung Putih.
Anak buah Presiden Barack Obama disebut mendapat perhiasan senilai puluhan ribu dolar dari pemerintah Arab Saudi. (Spencer Platt/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mantan penulis pidato sekaligus penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebut pemerintah Arab Saudi memberikan koper besar berisi perhiasan senilai puluhan ribu dolar kepada para pejabat Gedung Putih.

Hal itu dituliskan dalam buku Ben Rhodes berjudul 'The World As It Is'. Dia mengisahkan, setelah mendarat di Arab Saudi pada 2009 lalu, para pejabat AS dibawa menggunakan mobil golf ke sebuah kompleks tempat tinggal milik kerajaan.
"Saat saya membuka pintu ke unit tempat tinggal saya, saya menemukan koper besar," tulis dia dalam buku itu, sebagaimana dikutip The Guardian pada Senin (4/6). "Di dalamnya banyak perhiasan."

Semula dia mengira perhiasan itu adalah suap untuknya karena dia yang menulis pidato Obama untuk disampaikan kepada dunia Islam di Mesir, setelah ia bertolak dari Saudi. Namun, ternyata anggota delegasi Gedung Putih lain pun menerimanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami semua mendapatkan koper berisi perhiasan," kata Rhodes melalui surel kepada Guardian. "Kami semua memberikan perhiasan itu kepada kantor protokol kenegaraan yang menangani hadiah."

"Ada opsi untuk membeli hadiah itu, tapi dengan harganya--saya tak ingat tapi sekitar puluhan dolar, saya rasa--tak ada yang membawanya seingat saya."
Kunjungan Obama saat itu tak berjalan sesuai harapannya. Arab Saudi menolak menerima tahanan dari Penjara Guantanamo Bay yang ingin ia tutup. Arab Saudi pun menolak menawarkan perdamaian kepada Israel.

Hubungan Saudi dengan pemerintahan Obama memburuk saat pemerintahan Obama menyusun kesepakatan nuklir Iran pada 2015. Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian itu di bawah kepemimpinan Donald Trump, belum lama ini.

Riyadh kini menjadi salah satu sekutu terdekat Trump. Saudi menjadi satu dari sedikit negara yang mendukung keputusannya menarik diri dari perjanjian itu.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER