Jakarta, CNN Indonesia -- Larangan bagi warga Indonesia (
WNI) untuk berkunjung ke
Israel ditunda hingga 26 Juni. Larangan yang sedianya berlaku mulai 6 Juni tersebut ditangguhkan sementara waktu. Namun para pejabat pariwisata Israel mendesak pencabutan larangan secara permanen. Israel melarang WNI ke negaranya sebagai balasan karena Indonesia menangguhkan visa warganya beberapa waktu lalu.
Industri pariwisata memperingatkan 'konsekuensi finansial yang tidak dapat diterima' akibat pembalasan Israel atas moratorium visa yang diberlakukan Indonesia sebagai protes atas pembunuhan warga Palestina di Jalur Gaza.
Bulan lalu, Indonesia menangguhkan visa bagi turis Israel sebagai protes atas aksi tentara Israel yang menewaskan lebih dari 120 warga Palestina di Jalur Gaza. Tak hanya menangguhkan pemberian visa, Indonesia juga membatalkan visa yang telah dikeluarkan. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengakui Indonesia telah menolak visa 53 warga Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Pemberian visa bagi warga Israel dilakukan melalui mekanisme 'calling visa' lewat sebuah tim 'clearing house'.
Kepala Humas Direktorat Jenderal Imigrasi Agung Sampurno kepada
CNNIndonesia.com menyebut alasan penangguhan pemberian visa karena situasi keamanan. Beberapa warga Israel mengajukan permohonan visa untuk pergi ke Surabaya. Saat tim 'clearing house' menggelar rapat untuk memutuskan pemberian visa, situasi keamanan Ibu Kota Jawa Timur itu sedang tidak kondusif lantaran baru saja terjadi serangan bom bunuh diri di gereja dan sejumlah tempat lainnya.
Dilansir Times of Israel, keputusan Israel untuk membalas langkah Indonesia menangguhkan pemberian visa bagi warganya, yang diumumkan akhir Mei lalu, dianggap membahayakan industri pariwisata negeri itu. Setiap tahunnya rata-rata 30 ribu umat Kristen Indonesia berziarah ke Israel, dengan rata-rata tinggal selama lima hari.
[Gambas:Instagram]Larangan bagi WNI tersebut sedianya berlaku Sabtu (6/6) lalu, namun diundur pemberlakuannya hingga 26 Juni. Kebijakan itu membuat 2,200 WNI yang akan berkunjung dalam beberapa pekan mendatang tidak harus membatalkan perjalanannya, tulis The Marker.
Yossi Fatael, Kepala Asosiasi Operator Wisata Israel menyambut penundaan tersebut, namun menegaskan larangan bagi WNI itu harus sepenuhnya dicabut.
Dilansir
Times of Israel, Fatael mengirim surat kepada Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Yuval Rotem dan Menteri Pariwisata Yariv Levin meminta untuk bertemu guna membahas konsekuensi larangan itu.
"Kami menyerukan kepada Kementerian Luar Negeri untuk mempertimbangkan kembali kebijakan itu, yang dianggap tidak proporsional, berlebihan dan berbahaya bagi institusi Kristen oleh rekan-rekan kami di seluruh dunia," tulis Fatael.
[Gambas:Instagram]Dia menyoroti 'konsekuensi finansial yang sangat besar' bagi biro perjalanan, hotel, perusahaan bus, dan pemandu wisata Israel.
Sana Srouji, pengelola agen perjalanan Eternity Travel, dikutip The Marker menyatakan keputusan itu bisa menyebabkan kebangkrutan agen perjalanan. Sebanyak 70 persen pendapatan agen perjalanan berasal dari wisatawan asal Indonesia.
"Mereka adalah pecinta Israel yang tidak saja ingin berkunjung, tapi menyumbang banyak uang," katanya. "Ada turis yang sudah membeli tiket pesawat dan sekarang dipaksa membatalkan semuanya tanpa kompensasi."
Srouji menyatakan wisatawan Indonesia akan tinggal di negara-negara Arab dan negara muslim sekitarnya seperti Mesir, Yordania dan Turki. Biasanya mereka masuk ke Israel setelah mengunjungi negara-negara tersebut.
Menurut Srouji, larangan WNI masuk ke Israel merugikan pemandu wisata dan pekerja wisata lainnya yang telah belajar bahasa Indonesia.
"Saya memandu peziarah Kristen, Protestan, Katolik yang juga tertarik pada Yudaisme," kata Annabelle Herziger-Tenzer, satu dari 34 pemandu Israel yang dapat berbahasa Indonesia.
Herziger-Tenzer mengatakan tiap bulan, sembilan bulan per tahun, dia menerima tiga kelompok wisatawan asal Indonesia, masing-masing terdiri atas 35 orang. Sebagian besar membeli bendera Israel. Para WNI itu juga berfoto dengan bangga bersama tentara-tentara Israel.
"Saya berharap Israel akan sadar dan membiarkan orang Indonesia masuk," kata dia. "Tiap ada kekacauan di Gaza, mereka menghukum warga Kristen yang cinta Israel di Indonesia, sekarang mereka melecehkan mereka dengan melarang masuk ke Israel."
[Gambas:Instagram]Menurut kabar yang dilansir situs berita
The Marker, Menteri Pariwisata Israel Yariv Levin menyatakan keputusan Kementerian Luar Negeri melarang WNI masuk ke Israel adalah salah dan menyerukan agar larangan itu dicabut secepat mungkin.
Namun Kementerian Luar Negeri Israel membela keputusan mereka untuk melarang WNI masuk ke negara itu. Mereka menyatakan larangan itu diambil sebagai balasan "karena Indonesia tidak memberikan visa bagi warga Israel."
(nat)