Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas
Singapura dikabarkan menolak masuk seorang eks-tersangka teroris asal
Australia, Zeky Mallah, Kamis (7/6). Penolakan tersebut terjadi di saat negeri itu mempersiapkan pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Kementerian Dalam Negeri Singapura mengatakan laki-laki 34 tahun itu ditolak masuk imigrasi saat tiba di Bandara Internasional Changi dari Sydney, Australia.
Pihak berwenang mengatakan Mallah telah dipulangkan kembali ke Negeri Kanguru hari ini, Jumat (8/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penolakan masuk ini dilakukan saat Singapura tengah memaksimalkan pengamanan menjelang pertemuan Trump dan Kim Jong-un di Pulau Sentosa pada 12 Juni nanti.
Kepada media Australia,
Seven Network, Mallah juga merasa yakin bahwa dia ditolak masuk Singapura karena pertemuan puncak Trump dan Kim Jong-un.
Singapura bahkan telah mengeluarkan kebijakan pembatasan penerbangan komersil dari dan menuju negara itu dengan alasan keamanan selama rangkaian konferensi tingkat tinggi (KTT) berlangsung.
Negara kota di Asia Tenggara itu mengerahkan ribuan pasukan elit Gurkha dan membentuk zona pengamanan khusus di beberapa titik wilayah.
Dikutip AFP, Mallah merupakan orang pertama di Australia yang dituntut undang-undang terorsme karena dituding merencanakan serangan bunuh diri di kantor keamanan intelijen dan kementerian luar negeri pada 2003 lalu.
Dia dibebaskan dari tuntutan pada 2005 lalu, meski sempat dipenjara selama dua setengah tahun karena mengaku pernah mengancam pejabat pemerintah.
Mallah juga dilaporkan sempat berpergian ke Suriah dan pernah mengungkapkan dukungannya kepada kelompok teroris Al Qaidah.
(nat)