Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Australia mempertimbangkan usulan tes kemampuan bahasa Inggris bagi mereka yang ingin jadi penduduk tetap. Penguasaan bahasa nasional menjadi penting sebab diperkirakan hingga 2021 lebih dari sejuta orang Australia minim atau bahkan tidak bisa
berbahasa Inggris.Pemerintah akan mempertimbangkan untuk merevisi aturan kependudukan yakni dengan memasukkan tes kemampuan bahasa Igggris untuk penduduk daripada mengaplikasikan tes percakapan yang terlalu luas.
Dilansir dari
The Australia, perubahan ini diprakarsai oleh Alan Tugde, Menteri Hubungan Multikultural dan Kependudukan sebagai bentuk perhatian akan integrasi sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tudge mengatakan bahwa pemerintah mempertimbangkan beberapa pilihan terkait tuntutan kemampuan bahasa Inggris untuk penduduk baru. Konsultasi akan dilakukan selama enam bulan bersama kelompok imigran, komunitas bisnis dan kalangan akademisi.
Harapannya, aturan tes kemampuan bahasa Inggris akan dimasukkan ke dalam peraturan perundang-undangan. Namun jika hal ini ditolak oleh sebagian besar senator, maka pemerinmtah akan mepertimbangkan untuk mengganti Sistem Tes Bahasa Inggris Internasional dengan tes percakapan bahasa Inggris.
"Itu sudah disarankan bahwa kemampuan percakapan bahasa Inggris dasar seharusnya dituntut sebelum menerima (status sebagai) penduduk tetap," kata Tudge dalam pidatonya di Sydney Institute dikutip dari
The Australian.
Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional penting dilakukan mengingat ada peringatan bahwa model multikulturalisme Australia bakal mirip dengan Eropa. Minim kemampuan bahasa Inggris membuat kelompok-kelompok 'paralel' tumbuh subur.
Selain itu, kemampuan bahasa yang minim menjadi kunci munculnya fragmentasi sosial. Angka penduduk yang tidak memadai kemampuan bahasa Inggrisnya sebanyak 300ribu pada 1981. Angka ini terus menanjak menjadi 560ribu pada 2006, sebanyak 655ribu pada 2011 dan lebih dari 820ribu pada 2016.
"Ada wilayah pinggiran kota di mana satu dari tiga penduduk tidak bisa berbicara dengan bahasa Inggris dengan lancar atau bahkan tidak bisa sama sekali. Lebih jauh lagi, karena terkonsentrasi pada area tertentu, sehingga keinginan untuk berinteraksi dengan sesama orang Australia lebih rendah," ujarnya.
Tak Semua Tes BahasaTuntutan akan kemampuan berbahasa secara formal, kata Tudge, bukanlah hal baru. Namun, tes hanya ditujukan bagi imigran primer, sedangkan pasangan atau keluarga dari imigran tidak turut serta.
Melihat hal ini, Tudge berkata hanya sekitar 29 persen migran yang menjalani tes sebelum menerima status sebagai penduduk tetap. Dia mengambil contoh dua wilayah dengan jumlah migran terbesar yakni Melbourne dan Sydney.
Terdapat 67 area pinggir kota dengan lebih dari 50 persen warga lahir di luar Australia. Sebanyak 28 area, lebih dari 60 persen warga lahir di luar negeri sehingga tidak bisa berbahasa Inggris.
"Satu ukuran terpenting untuk sukses di Australia adalah kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Ada juga masalah sosial yang lebih luas hingga signifikan akibat populasi tidak berbicara bahasa yang sama. Khususnya dampaknya pada kohesi sosial dan demokrasi kita," jelas Tudge.
Sementara usulan sedang digodok, tak akan ada perubahan dalam hal usia dalam tes calon penduduk tetap di Australia. Tes akan diberlakukan bagi mereka yang berusia 16-60 tahun tanpa kecuali. "Ada nilai besar dalam kemampuan multibahasa dan salam mempertahankan beberapa bahasa," imbuhnya.
(nat)