Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga penelitian kebijakan Pemerintah
India, NITI Aayog melansir, negaranya tengah menghadapi krisis
air bersih. Tidak kurang dari 600 juta penduduk kekurangan stok air bersih. Ini merupakan kondisi terparah sepanjang sejarah.
Dikutip dari
CNN.com, Sabtu (16/6), laporan NITI Aayog menyebut bahwa rata-rata 200 juta penduduk India hilang setiap tahunnya lantaran pasokan air yang tidak memadai.
Perkembangan program air berkelanjutan di India berjalan lambat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikarenakan manajemen data yang buruk dan tidak ada harga untuk air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, laporan tersebut juga mengungkap bahwa teknik irigasi yang buruk dan kontaminasi air tanah yang parah semakin membawa India ke jurang krisis air.
Suresh Rohilla, Direktur Manajemen Air Perkotaan di Pusat Sains dan Lingkungan Hidup menuturkan India adalah negara agraris, dengan 80 persen airnya digunakan untuk irigasi. Namun, praktik-praktik irigasi yang dilaksanakan oleh para petani tak efisien.
"Kebijakan beberapa provinsi yang memberikan listrik gratis kepada petani atau memberikan dukungan keuangan untuk ekstraksi air tanah, sumur bor dan sumur tabung, menghasilkan eksploitasi yang tidak terkendali, dan pemborosan sumber daya," jelasnya.
Menurut Samrat Basak, Direktur Manajemen Air Perkotaan di World Resources Institute masyarakat berpikir bahwa air bersih gratis. "Di India, air tidak dihargai. Sangat murah," imbuh dia.
Mengutip laporan tersebut, ia melanjutkan tiga perempat penduduk India terdampak air yang tercemar. Bahkan, 20 persen penyakit masyarakat terkait dengan konsumsi air yang tercemar.
Basak mengungkap India tidak memiliki jumlah pabrik pengolahan limbah yang memadai, sehingga air limbah perkotaan yang tidak diolah sering ditambahkan ke aliran air yang sama yang digunakan di daerah pedesaan untuk minum.
Dengan kondisi saat ini, diperkirakan 21 kota besar di India akan kehabisan air tanah pada 2020 atau dua tahun dari sekarang. Bahkan, 100 juta penduduk di kota-kota besar, seperti Delhi, Bangalore, dan Hyderabad tidak akan memiliki cadangan air tanah lagi.
"Orang-orang berpikir bahwa jika mereka memiliki tanah, mereka memiliki air. India dikenal sebagai negara yang mengekstraksi jumlah air tanah tertinggi di dunia," tandasnya.
(bir)