Sekuler, Caleg Pakistan Diincar Pendukung Islam Garis Keras

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 25 Jul 2018 08:34 WIB
Jelang Pemilu Pakistan, calon anggota legislatif mengaku menjadi target amarah pendukung Islam garis keras karena berpaham sekuler.
Ilustrasi Pakistan. (REUTERS/Akhtar Soomro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu kandidat legislatif Pakistan, Jibran Nasir, mengaku menjadi target amarah pendukung Islam garis keras karena berpaham sekuler.

Pengalaman itu dialami selama ia berkampanye sebagai calon independen anggota parlemen pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung Rabu (25/7) besok.

Semua berawal saat salah satu anggota audiensi meminta Nasir menyatakan agamanya di depan sebuah forum publik. Ia secara sopan menolak menjawab pertanyaan hadirin tersebut dengan alasan tidak relevan dengan diskusi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak itu, kerusuhan terjadi di hampir seluruh kampanye Nasir. Dikutip Reuters, tiga kampanye Nasir selama sepekan terakhir di Karachi diganggu kelompok agama garis keras yang berteriak-teriak hingga mengintimidasi para pendukungnya.


Nasir selama ini berprofesi sebagai pengacara hak asasi manusia (HAM). Ia dianggap nekat mencalonkan diri sebagai anggota parlemen negara berpenduduk mayoritas Muslim itu.

Sebab, hampir seluruh partai politik di Pakistan pun berupaya meraup simpatisan kaum Muslim yang sebagian besar masih konservatif itu.

Pencalonan Nasir dianggap bersebrangan dengan mayoritas pandangan berpolitik di Pakistan, di mana semakin banyak bermunculan partai Islamis sayap kanan yang berupaya melindungi sistem syariat Islam termasuk undang-undang penistaan agama.

Sementara itu, Nasir mencoba menantang wacana ekstremis yang selama ini dianggap lazim oleh masyarakat. Menurutnya politik Pakistan harus bisa bebas dari "diskriminasi dan ketakutan."


"Kampanye kami lebih besar dari sekedar kemenangan saya. Apa yang dilambangkan bagi masyarakat adalah perubahan dalam narasi," kata Nasir kepada Reuters.

"Penentangan terhadap ekstremis ini memungkinkan. Tidak memanfaatkan agama untuk mendapatkan dukungan suara itu sebenarnya mungkin."

Nasir memperoleh popularitas pada 2014 lalu setelah menggelar protes terhadap Masjid Merah, Islamabad, yang disebut markas jaringan militan yang berhubungan dengan Taliban Pakistan.

Sejak aktif berkampanye, sejumlah ulama di Karachi bahkan telah mengecap Nasir sebagai penista agama--sebuah tuduhan yang mengancam dia terkena sanksi hukuman mati.


Beberapa pemuka agama bahkan menilai Nasir adalah seorang Ahmadi, sebuah sekte di Pakistan yang dianggap sesat.

Pada Sabtu pekan lalu, segerombolan kelompok agama garis keras mengacaukan kampanye Nasir dengan membawa slogan sambil berteriak "kematian bagi para penghujat agama". Sejumlah pihak mengatakan para gerombolan itu berhubungan dengan partai ultra-Islamis Tehreek-e-Labaik.

Namun, juru bicara Labaik, Ejaz Ashrafi, mengatakan partainya "tidak mengirim siapa pun untuk melakukan intimidasi" seperti itu. Namun, ia menegaskan bahwa setiap kandidat pemilu Pakistan harus mendeklarasikan agama yang mereka anut.

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER