AS Tetap Terapkan Sanksi Ekonomi pada Iran

AFP | CNN Indonesia
Senin, 06 Agu 2018 09:30 WIB
Menlu AS menegaskan pemerintah negara itu akan tetap menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran yang akan dimulai pada Selasa untuk menekan pemerintah Iran.
Uji coba roket Emad milik Iran pada 2015, kegiatan militer Iran ini menjadi salah satu alasan Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir AS-Iran. (Reuters/farsnews.com/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan pemerintahnya akan "menerapkan sanksi-sanksi" yang dikenakan terhadap Iran setelah Presiden Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015.

Mulai Selasa pukul 04.00 GMT, pemerintah Iran tidak bisa lagi membeli mata uang Amerika Serikat dan sanksi juga dijatuhkan pada industri Iran seperti ekspor karpet,.

Ketika ditanya apakah Iran bisa menghindari sanksi tersebut, Pompeo mengatakan kepada wartawan "pemerintah AS akan menerapkan sanksi ini."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pompeo mengeluarkan pernyataan itu pada Minggu (5/8) dalam perjalanan pulang ke negaranya setelah berkunjung untuk pertama kalinya ke Indonesia, seusai menghadiri forum keamanan di Singapura.

Menanggapi aksi rakyat Iran yang baru-baru ini terjadi, Pompeo mengatakan aksi itu dipicu oleh ketidakpuasan warga Iran atas pemerintah mereka. 

Pompeo mengatakan penambahan tekanan pada Teheran bertujuan "melawan kegiatan negatif Iran," dan menambahkan bahwa warga Iran "tidak senang dengan kegagalan pemimpin mereka untuk memenuhi janji-janji ekonomi yang dikeluarkan."

"Rakyat Iran tidak senang, bukan kepada Amerika Serikat tetapi kepada pemimpin mereka sendiri," ujarnya.
"Ini soal ketidakpuasan warga Iran terhadap pemerintah mereka sendiri, dan presiden sudah menjelaskan, kami ingin rakyat Iran memiliki suara lebih kuat terkait pemimpin mereka."

Amerika Serikat membatalkan kesepakatan nuklir 2015 pada bulan Mei lalu dan mengembalikan sanksi dengan "tekanan maksimum" untuk hampir semua sektor pada 6 Agustus dan sektor energi pada 4 November.

Meski ditentang oleh negara sekutunya, Amerika Serikat telah memberi tahu negara lain agar menghentikan impor minyak dari Iran mulai November mendatang atau akan mendapat hukuman di sektor finansial.

Presiden Trump mengecam kesepakatan nuklir yang dicapai oleh pendahulunya, Barack Obama, itu dan menyebutnya terlalu menguntungkan Iran.


Kesepakatan nuklir ini mengatur pencabutan sanksi-sanksi internasional dengan imbalan Iran menghentikan program nuklirnya.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa langkah Trump ini ilegal dan Iran tidak akan menyerah pada upaya Washington mengekang ekspor minyak negara itu.

Iran akan melonggarkan aturan pertukaran mata uang asing dalam upaya mencegah penurunan nilai mata uang riel yang telah jatuh 50 persen sejak April akibat kekhawatiran akan sanksi baru Iran yang dijatuhkan Amerika Serikat. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER