Langgar Sanksi PBB, 3 Perusahaan Korsel Impor Besi dari Korut

AFP | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Agu 2018 06:05 WIB
Tiga perusahaan Korea Selatan tertangkap melakukan impor batu bara dan besi dari Korea Utara tahun lalu, melanggar sanksi PBB terkait nuklir Korut.
Rudal Korea Utara. (KCNA/via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga perusahaan Korea Selatan kedapatan mengimpor batu bara dan besi dari Korea Utara pada tahun lalu, kata Kantor Bea Cukai Seoul, Jumat (10/8).

Lebih dari 35.000 ton batu bara dan besi dari Korea Utara diimpor ke Korea Selatan melalui Rusia antara April dan Oktober 2017 lalu. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap sanksi PBB yang diberlakukan pada Agustus 2017 tentang negara yang bersenjata nuklir.

Layanan Bea Cukai Korea mengatakan bahwa mereka sudah memperingatkan setiap kapal yang diyakini telah melanggar sanksi PBB akan disita atau dilarang memasuki pelabuhan Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengiriman batu bara pertama kali dikirim melalui Rusia, dimana identitas mereka disamarkan menggunakan dokumen yang dipalsukan, kemudian batu bara dimuat kembali pada kapal-kapal yang menuju Korea Selatan," kata Kantor Bea Cukai setelah penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang selama 10 bulan.



"Layanan Bea Cukai Korea telah mengkonfirmasi tujuh pelanggaran pidana dan akan melaporkan tiga orang dan tiga perusahaan kepada penuntut dengan permintaan mereka untuk didakwa," kata dia menambahkan.

Berita tentang pelanggaran itu muncul setelah laporan PBB yang menuduh Korea Utara menghindari sanksi dengan mengekspor batu bara, besi, dan komoditas lainnya serta melakukan pengiriman illegal menggunakan kapal, pada pekan lalu.

Berdasarkan laporan yang diterima AFP, pengiriman besi ke China, India, dan Negara lain menghasilkan hampir $14 juta dari Oktober dan Maret.

Tahun lalu, Dewan Keamanan PBB mengambil serangkaian resolusi untuk melarang berbagai ekspor komoditas Korea Utara dalam upaya memotong pendapatan untuk program senjata.

Perkembangan diplomatik baru-baru ini memuncak dalam sebuah pertemuan bersejarah antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dengan Presiden AS, Donald Trump di Singapura pada Juni lalu.

Tapi ada kemajuan pasca-KTT mengenai isu utama denuklirisasi yang menyatakan bahwa Korea Utara menyerang AS untuk tuntutan penghentian senjata dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.

Rusia dan China telah meminta Dewan Keamanan PBB agar meringankan sanksi dan memberi penghargaan kepada Korea Utara karena berani membuka dialog dengan AS dan menghentikan uji coba rudal.

Namun Washington telah mendesak masyarakat internasional untuk mempertahankan tekanan sanksi agar Korea Utara benar-benar menghentikan program nuklirnya. (cin/nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER