Mengulik Cerita Awal Munculnya 'Kapal Hantu'

asr | CNN Indonesia
Minggu, 02 Sep 2018 04:34 WIB
'Kapal Hantu' diketahui sempat ditarik oleh sebuah kapal lain untuk dibawa ke pusat pemecah kapal di Bangladesh sebelum terdampar.
Kapal Hantu RI di perairan Myanmar. (Dok. Yangon Police via facebook)
Jakarta, CNN Indonesia -- 'Kapal Hantu' yang sempat bikin geger masyarakat Myanmar diketahui sempat diseret atau ditarik oleh sebuah kapal lain beberapa hari sebelum ditemukan terdampar. Kapal lain bernama "Kemerdekaan" itu diisi oleh 13 awak kapal warga negara Indonesia. 

Hal tersebut dikatakan oleh pihak Angkatan Laut Myanmar dalam sebuah unggahan di laman Facebook-nya.

Kapal Hantu itu bernama Sam Ratulangi yang ditemukan terdampar di Teluk Martaban, Provinsi Yangon, Myanmar, pada 30 Agustus 2018 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nelayan menemukan kapal berkarat dan kosong dengan nama 'Sam Ratulangi PB 1600', hanyut di Teluk Martaban sekitar 11 kilometer di lepas pantai ibu kota Myanmar," tulis Angkatan Laut Myanmar, melansir AFP.


Personel Angkatan Laut Myanmar, tulis mereka, naik ke kapal untuk menyelidiki situasi pada Jumat malam waktu setempat.

"Kami melihat bahwa kapal itu sebelumnya ditarik oleh kapal lain, setelah dua kabel ditemukan di bagian kepalanya," tulis unggahan itu.

Catatan radar laut memperlihatkan ada pergerakan dua kapal pada Minggu dan Senin di Sungai Yangon dan Sittaung yang masuk ke Telur Martaban.

Berdasarkan temuan ini, angkatan laut menjelajahi perairan untuk mencari jejak kapal kedua yang bernama "Kemerdekaan" yang diketahui membawa 13 awak Indonesia, sekitar 80 kilometer dari Pantai Yangon.

Setelah menanyai para anggota awak, angkatan laut menemukan bahwa kapal "Kemerdekaan" meninggalkan Jakarta pada 13 Agustus. Ia bertugas untuk menarik kapal hantu itu menuju sebuah pabrik pemecah kapal di Bangladesh.

"Mereka menghadapi cuaca buruk ketika tiba di selatan Sungai Yangon. Kabel-kabel yang menempel di kapal itu pecah, dan kapal hantu mengambang bersama dengan arus dan sulit untuk melanjutkan perjalanannya," tulis mereka.

Kapal-kapal tua dan tidak layak memang kerap diderek ke Provinsi Chittagong, Bangladesh, yang diketahui sebagai pusat industri pemecah kapal.

Berdasarkan data dari Marine Traffic, situs yang memantau pergerakan alat transportasi laut, kapal hantu itu dibuat pada tahun 2001 silam dengan bobot sebesar 26.500 ton.

Seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri RI telah mengonfirmasi bahwa mereka sudah menerima kabar teranyar ini.

Direktur Departemen Perlindungan Warga Negara Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan bahwa Kedutaan Yangon tengah menanganinya. (asr/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER