Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia rupanya juga tidak memberikan bantuan bagi
UNRWA pada 2017. UNRWA adalah badan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membantu jutaan pengungsi Palestina.
Hal ini diketahui setelah
CNNIndonesia.com melakukan penelusuran laporan tahunan daftar donor UNRWA 2017. Dalam laporan itu, Indonesia sudah tidak lagi masuk sebagai salah satu dari 58 negara penyumbang di 2017.
Indonesia juga tak jadi penyumbang UNRWA pada 2015. Sumbangan Indonesia untuk UNRWA pada 2016 pun tak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kata lain, sumbangan Indonesia untuk UNRWA pada masa pemerintahan Joko Widodo berkurang drastis. Jumlah dan negara penyumbang UNRWA sendiri memang tidak tetap setiap tahunnya. Bergantung dari kesediaan negara penyumbang.
Padahal Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi sempat mengklaim bahwa Indonesia membantu perjuangan rakyat Palestina, lewat penguatan kapasitas senilai US$2 juta (sekitar Rp28,4 miliar).
Hal ini disampaikan dalam pertemuan di Conference on Cooperation among East Asian Countries for Palestine Development (CEAPAD) III di Bangkok, Thailand, Juli lalu (27/6).
Indonesia Program-program pembangunan kapasitas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan rakyat Palestina. Antara lain pertanian, kewirausahawan, pemberdayaan perempuan, teknologi informasi dan komunikasi, tata pemerintahan dan pendidikan.
Sumbangan IndonesiaMenurut laporan UNRWA, Indonesia tercatat menjadi salah satu donor organisasi itu sejak 2008 dengan nilai sumbangan sebesar USD$10 ribu atau setara 148 juta.
Sementara pada 2009-2011 Indonesia menyumbang setidaknya US$20 ribu atau setara Rp297,3 juta. Pada 2011, Indonesia masuk 53 pendonor terbesar dari total 58 negara.
Pada 2012-2014, Indonesia meningkatkan jumlah bantuannya menjadi US$100 ribu (sekitar Rp1,4 miliar). Namun, pada 2015, UNRWA tak memasukan Indonesia lagi dalam laporan pendonor organisasi.
Baru pada 2016, Indonesia kembali tercatat menyumbang sebesar US$5.000 (Rp74,4 juta) dalam laporan UNRWA.
Hingga berita ini diturunkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, masih belum memberikan keterangan terkait hal ini.
Tahun bantuan | Jumlah | Posisi penyumbang terbanyak |
2006 | - | |
2008 | US$10.000 | |
2009 | U$20.000 | |
2010 | US$20.000 | |
2011 | US$20.000 | 53 dari 58 negara |
2012 | US$100.000 | 39 dari 56 negara |
2013 | US$100.000 | 42 dari 60 negara |
2014 | US$100.000 | 54 dari 69 negara |
2015 | - | |
2016 | US$5000 | 57 dari 57 negara |
2017 | - | |
Akhir pekan lalu, Presiden Donald Trump memutuskan menyetop seluruh sumbangan itu. Hal ini mengancam keberlanjutan hidup bagi jutaan pengungsi Palestina yang ditanggung UNRWA. AS merupakan pendonor UNRWA terbesar dengan nilai sumbangan US$157 juta atau Rp2,3 triliun.
Awal tahun ini, Trump juga memutuskan mengurangi sekitar US$65 juta (sekitar Rp968 miliar) dari total bantuan AS bagi UNRWA. Hal itu dilakukan Trump tak lama setelah dia memutuskan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada Desember 2017.
Sejumlah pihak khawatir keputusan Trump ini mencerminkan perubahan kebijakan Negeri Paman Sam di Timur Tengah, termasuk sikap AS terhadap prospek perdamaian Israel-Palestina.
Lebih dari 2 juta dari total 5 juta pengungsi Palestina bergantung pada bantuan UNRWA. Organisasi itu dibangun pada 1949 lalu setelah pecah perang akibat pendirian negara Israel setahun sebelumnya.
[Gambas:Video CNN] (has/eks)