Isu LCS Tak Jadi Prioritas KTT Virtual ASEAN Bulan Ini

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2020 19:40 WIB
KRI Karel Satsuitubun-356 (kanan) terlihat dari KRI Usman Harun-359 dibayangi Kapal Coast Guard China-5305 (kiri) saat melaksanakan patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu (11/1/2020). Dalam patroli tersebut KRI Usman Harun-359 bersama KRI Jhon Lie-358 dan KRI Karel Satsuitubun-356 melakukan patroli dan bertemu enam kapal Coast Guard China, satu kapal pengawas perikanan China, dan 49 kapal nelayan pukat asing. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pd.
Ilustrasi Laut China Selatan. (Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Luar Negeri RI menyatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-36 dijadwalkan berlangsung secara virtual pada 26 Juni mendatang, namun isu Laut China Selatan tak menjadi prioritas dalam pertemuan tersebut.

Padahal, sejak awal tahun ini sengketa Laut China Selatan kembali memanas antara Tiongkok dan negara ASEAN seperti Malaysia, Vietnam, dan Indonesia.

Beberapa insiden penerobosan kapal ikan China ke wilayah Malaysia dan Indonesia di dekat Laut China Selatan sempat terjadi pada Januari lalu. Baru-baru ini, dua kapal China bahkan menyerang dan menyita hasil tangkapan kapal nelayan Vietnam di Laut China Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam KTT nanti tidak ada suatu isu khusus yang akan dibahas, tapi jadi terbuka dan terserah setiap kepala negara (mau mengangkat isu apa)," kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Jose Tavares dalam jumpa pers virtual Kemlu pada Rabu (17/6) ketika ditanya wartawan apakah isu Laut China Selatan akan turut dibahas dalam KTT tersebut.

Sementara itu, melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com usai jumpa pers, Jose tidak menutup kemungkinan bahwa Presiden Joko Widodo akan mengangkat isu Laut China Selatan dalam KTT ASEAN.

"Kita lihat saja nanti apakah isu ini akan diangkat," kata Jose.

Jose mengakui bahwa beberapa insiden terjadi di Laut China Selatan dalam beberapa waktu terakhir ini. Namun, menurutnya, hal itu tidak menyurutkan ASEAN dan China untuk menyelesaikan kode etik atau code of conduct (CoC) Laut China Selatan yang sudah belasan tahun digodok.

[Gambas:Video CNN]

Ia mengatakan ASEAN-China tetap optimistis untuk menyelesaikan CoC yang diharapkan akan menjadi pedoman negara-negara bertindak di LCS. Tujuan utama CoC dibentuk adalah agar menghindari konflik terutama antara negara yang memiliki sengketa di perairan LCS.

"Apakah kami optimis? Tetap harus. Komitmen dan political will negara-negara sudah ada. PM China Li Keqiang bahkan sudah menargetkan tahun depan (CoC) selesai," ujar Jose.

Jose menuturkan sejauh ini perumusan CoC sudah sampai tahap pembacaan draft isi atau first reading dan itu sudah rampung. Kini, ASEAN-China tengah memasuki tahap second reading.

Namun, Jose menuturkan akibat pandemi virus corona (Covid-19), tahap second reading CoC Laut China Selatan tertunda. Sebelum pandemi, Jose menjelaskan bahwa beberapa pertemuan ASEAN-China sempat dijadwalkan berlangsung untuk melanjutkan second reading CoC.

Berdasarkan rencana awal, Jose mengatakan empat pertemuan dijadwalkan berlangsung tahun ini untuk melanjutkan second reading.

Keempat pertemuan itu semula dijadwalkan berlangsung di Brunei pada Februari lalu, di Filipina pada Mei lalu, di Indonesia pada Agustus mendatang, dan di China dua bulan setelahnya.

"Tapi karena Covid-19 rangkaian pertemuan itu tertunda dan setelah Covid-19 selesai baru kita akan mulai kembali negosiasi second reading. Negosiasi CoC tidak bisa virtual, sulit sekali melakukan negosiasi ini secara virtual. Jadi kita tunggu sampai suasana membaik baru mulai kembali perundingan CoC," kata Jose.

(rds/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER