Aturan Penerimaan Murid Baru Beijing Picu Pindah Rumah

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 14 Sep 2018 05:40 WIB
Aturan penerimaan murid baru yang ketat dan berubah-ubah membuat banyak warga Beijing pindah ke provinsi lain atau keluarkan uang sogok.
Orang tua yang memiliki uang dan koneksi akhirnya menyogok dan mempergunakan posisi agar anak mereka bisa sekolah di Beijing. (Zhao Rong/Qianlong.com via Reuters)
Seorang warga Beijing yang sudah 10 tahun tinggal di doka itu dan bekerja di bidang hubungan masyarakat membawa keluarganya pindah ke Shenzhen, sekitar dua ribu kilometer dari Beijing. Langka itu diambil setelah anaknya ditolak masuk ke sekolah di Beijing. 

"Saya cinta Beijing, tetapi saya tidak mengerti langkah pemerintah ini. Saya tidak senang dengan cara mereka mengatasi masalah ini," katanya. 
Upaya untuk melawan pembatasan sumber pendidikan tidak hanya terjadi di ibu kota China. 


Polisi menangkap 46 orang pada Agustus lalu setela 600 warga kota kecil Leiyang di provinsi Hunan memprotes kesulitan menyekolahkan anak mereka. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalah itu muncul setelah pemerintah setempat mengatakan sejumlah murid akan dipindahkan dari sekolah yang terlalu banyak murid ke sekolah lain.  Sementara China menambah investasi di bidang pendidikan secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, ternyata jumlahnya masih jaduh di bawah tingkat pengeluaran anggaran pendidikan global. 
Laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang diterbitkan Juli lalu mengatakan perbandingan persentasi anggaran pendidikan China dengan PDBnya masih dibawah negara ekonomi baru lain. 

Masalah ini juga menjadi pusat perhatian karena sejumlah pemerintah daerah di China menghadapi masalah penurunan pemasukan dan hutang besar. 

Sementara itu, mereka yang memenuhi syarat untuk bersekolah di Beijing pun harus berhadapan dengan masalah lain. 

Fang, manajer TI di perusahaan asuransi pemerintah, mengatakan dia harus pindah ke apartemen yang lebih kecil di wilayah lain di Beijing agar anaknya bisa memenuhi syarat sekolah di kota itu. 

Dia mengatakan harus membayar uang sebesar US$6 ribu untuk tanda tangan pemilik flat agar anaknya bisa mempergunakan jatah sekolah yang diberikan kepada kompleks apartemen itu. 

Orang tua lain mengatakan ada pemilik apartemen yang meminta hampir US$14.500 untuk satu tanda tangan semacam itu. 

Mereka mengatakan korupsi dan kelemahan lain mudah mucnul dengan sistem yang tidak jelas seperti ini. Hal ini disebabkan orang tua yang punya koneksi atau memiliki uang untuk menyogok bisa memasukkan anak mereka ke sekolah di Beijing. 
He mengatakan dia harus mentraktir kepala sekolah di Hebei makan malam beberapa kali sebelum akhirnya memutuskan menerima anaknya di sekolah itu. 

"Meski sekolahnya cukup jelek, setidaknya dia bisa sekolah." (yns)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER