Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat mengurangi jumlah
pengungsi yang bisa masuk ke negaranya pada 2019 mendatang menjadi 30 ribu, berkurang 15 ribu dari tahun ini.
"Kami mengusulkan agar pemukiman kembali dihuni hingga 30.000 pengungsi baru serta memproses 280.000 pencari suaka," kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, sebagaimana dikutip
Reuters.
Meski demikian, Pompeo tetap menyebut AS sebagai negara paling dermawan di dunia soal perlindungan imigran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembatasan pengungsi yang diusulkan tahun ini harus dipertimbangkan berdasarkan banyak format perlindungan dan pendampingan oleh AS," katanya.
Menanggapi keputusan ini, Jennifer Quigley dari Human Rights First berkata, "Pengumuman hari ini adalah pengabaian kemanusiaan di tengah krisis pengungsi terburuk dalam sejarah."
Sementara itu, Senator Bob Menendez menyebut bahwa keputusan itu "kejam dan tanpa pemikiran panjang."
Menurutnya, pengurangan pengungsi itu akan membuat kerusakan tak terhingga terhadap nilai-nilai bangsa dan seluruh kehidupan di dunia.
Namun, Pompeo mengatakan bahwa batasan ini justru mencerminkan preferensi pemerintah untuk membuat pengungsi lebih dekat dengan negara asal mereka.
Selain itu, Pompeo juga mengatakan bahwa keputusan itu diambil berdasarkan pertimbangan keamanan.
"Kami harus terus bertanggung jawab terhadap masuknya pelamar veteran untuk mencegah mereka yang mungkin akan merugikan negara kami," kata dia.
Para pejabat di Kementerian Luar Negeri dan Pentagon pada awalnya mendukung angka pengungsi tetap bertahan di 45.000.
Masih belum jelas apakah pejabat kedua kementerian itu berubah pikiran saat debat berlangsung atau mereka gagal membujuk Gedung Putih.
Pembatasan pengungsi di angka 45.000 pada 2018 saja sudah merupakan angka terendah sejak 1980, ketika program pengungsi modern dimulai.
AS hanya menerima 22.000 pengungsi pada tahun ini, setengah dari jumlah maksimum yang diizinkan.
Dalam kampanye pada 2016 lalu, Trump memang menjanjikan pembatasan ketat terkait imigrasi. Pemerintahnya telah mengurangi penerimaan pengungsi secara drastis melalui perintah eksekutif dan keputusan tertutup dalam satu setengah tahun terakhir.
Pada tahun lalu, pemerintah AS juga memperketat prosedur pemeriksaan keamanan yang pada akhirnya memperlambat penerimaan pengungsi.
Seorang pengungsi yang diwawancarai Amnesty International USA, Ryan Mace, mendesak kongres untuk menentang keputusan itu saat merampungkan kebijakan alokasi fiskal 2019.
"Administrasi Trump tak menepati janji negara ini kepada pengungsi," kata dia.
"Pengumuman hari ini menunjukkan serangan politik yang tidak dapat disangkal lagi kepada orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka."
Analisis dari Reuters berdasarkan data pemerintah menunjukkan bahwa secara keseluruhan selain batas penerimaan yang lebih rendah, jenis pengungsi yang diakui juga berubah di bawah kebijakan Trump.
Kini, persentase imigran Muslim yang diterima hanya sepertiga angka dua tahun lalu. Sementara itu, persentase imigran Eropa justru meningkat tiga kali lipat.
(cin/has)