Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya tiga orang tewas dan 10 rumah terkubur di
Filipina tengah. Hal ini merupakan akibat dari tingginya curah hujan yang mengakibatkan
tanah longsor di daerah pertanian, seperti dijelaskan otoritas setempat.
Peristiwa ini menyusul badai
topan Mangkhut yang baru saja menerjang negara itu pekan lalu. Topan ini didaulat menjadi badai paling parah di negara itu sepanjang 2018. Sejumlah daerah mengalami tanah longsor dan menyebabkan puluhan orang terkubur dan diperkirakan telah tewas.
Tanah longsor terbaru ini terjadi sekitar pukul 06.00 waktu setempat di kota kecil Tina-an. Wilayah ini terletak dekat dengan wilayah kepulauan yang menjadi daerah wisata favorit di Cebu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan lebat yang menguyur selama berhari-hari menyebabkan lereng-lereng curam mudah mengalami longsor. Saat ini tim pemyelamat tengah sibuk mencari para korban yang selamat.
"Kami telah menemukan tiga mayat. Yang lain menderita luka ringan dan kami telah membawa mereka ke rumah sakit," kata jurubicara pertahanan sipil Julius Regner kepada wartawan.
"Upaya penyelamatan berlanjut. Ada sekitar 10-15 rumah atau rumah di daerah itu."
Pada saat yang sama, ratusan penyelamat masih terus berusaha mencari mayat di daerah penambangan Itogon di utara pegunungan Filipina. Pencarian berlangsung suram di daerah yang menjadi wilayah yang paling parah terkena topan.
Tanah longsor yang terjadi Sabtu lalu telah mengubur tempat tinggal yang digunakan oleh para penambang skala kecil dan mengubur belasan orang. Dari total 81 orang yang tewas akibat badai, sebagian besar tewas di daerah itu.
Topan Mangkhut membuat banjir ladang-ladang pertanian di bagian utara negara itu. Topan yang menyebabkan angin kencang dan hujan deras itu juga menghancurkan rumah-rumah saat menghantam Filipina akhir pekan lalu.
Wilayah ini sudah rawan bencana sebelum topan Mangkhut melanda. Sebab, topan itu datang setelah hampir sebulan hujan muson terus mendera. Membuat tanah di wilayah ini jenuh dan mudah longsor.
Saat ini, Topan Super Haiyan tercatat menjadi badai paling mematikan di Filipina. Pada November 2013, topan itu menyebabkan lebih dari 7.350 orang tewas atau hilang di seluruh Filipina tengah.
(eks/eks)