Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Rodrigo Duterte dipastikan tidak ada di ibu kota saat ribuan orang akan melakukan unjuk rasa untuk memperingati deklarasi darurat militer di
Filipina empat dekade silam.
Di tengah demonstrasi yang juga diperkirakan menjadi ajang protes atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di bawah rezim Duterte tersebut, sang presiden dijadwalkan mengunjungi korban longsor di Cebu.
Di sana, setidaknya 21 orang dilaporkan tewas, sementara puluhan lainnya masih dinyatakan hilang akibat longsor pada awal pekan ini.
Diberitakan
Inquirer, Setelah kunjungannya ke wilayah tanah longsor, Duterte akan menjadi pembicara utama di Asia Pacific Association of Gastroenterology (APAGE) di Cebu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada September lalu, Duterte mengklaim ada ancaman pembunuhan dan kudeta menjelang peringatan ke-46 deklarasi darurat militer oleh mantan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos.
Namun, ia mengaku ancaman itu tak berpengaruh apa pun dan tak ada yang bisa menjatuhkannya dari pemerintahan.
Duterte sendiri sudah mengumumkan peringatan pemberlakuan darurat militer pada 21 September menjadi Hari Protes Nasional dan meliburkan sekolah juga instansi pemerintahan.
(cin/has)