Transgender Jadi Menteri di Taiwan, Satu-satunya di Dunia

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 24 Sep 2018 20:09 WIB
Menteri Digital Taiwan Audrey Tang adalah transgender satu-satunya di dunia yang berhasil menjabat sebagai menteri, dalam hidupnya ia selalu mendobrak batasan.
Sebagai seorang perempuan transgender dan revolusioner yang anarkis, Menteri Digital Taiwan, Audrey Tang, menghabiskan hidupnya untuk mendobrak segala batasan. (AFP Photo/Hsu Tsun-hsu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Digital Taiwan, Audrey Tang, menghabiskan hidupnya untuk mendobrak segala batasan. Ia berhasil menjadi satu-satunya transgender yang berhasil menjadi menteri di dunia.

Ia dikenal sebagai seorang perempuan transgender dan revolusioner yang anarkis. Ia menganut paham ikonoklastik yang sangat menjunjung kepentingan untuk menghancurkan ikon atau gambaran tertentu dalam bidang politik.

Dengan pendekatan tersebut, ia berusaha memecahkan hambatan antara pemerintah dan pebisnis serta membantu pengusaha untuk menemukan solusi masalah sosial.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Tang menyebut bahwa sebuah negara hanya dapat menyelesaikan masalah jika pemerintah, pebisnis, dan gerakan sosial memiliki nilai yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira penemuan nilai bersama merupakan hal yang paling penting bagi pemerintahan saat ini ketika membahas kewirausahaan sosial," kata Tang.

"Karena jika tidak, kita hanya akan memiliki orang-orang yang bertugas melobi nilai-nilai lingkungan, sosial, ekonomi, dan seterusnya tanpa ada cara koheren untuk menggabungkan berbagai gagasan itu menjadi nilai bersama yang dapat dinikmati semua orang."

Sejak menjadi menteri pada 2016, Tang berjanji memberikan usaha sosial dan bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat serta dapat menghasilkan keuntungan dan mendapatkan akses istimewa ke kontrak pemerintah.

Dobrakan pertamanya terjadi pada perusahaan sosial Agoood Inc yang mulai mempekerjakan orang-orang dengan down syndrome untuk mendesain selebaran.
Satu-satunya Menteri Transgender Dunia, Pendobrak Tapal BatasIlustrasi industri di Taiwan. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Sejak saat itu, berbagai perusahaan sosial mulai melatih orang catat serta membantu mereka mencari pekerjaan.

Baru-baru ini Taiwan mengumumkan rencana Aksi Inovasi Sosial untuk meminta bantuan mereka dalam mencapai 17 target tujuan pembangunan berkelanjutan yang disepakati oleh para pemimpin dunia

Semua ini bertujuan untuk membantu publik hidup sehat, sejahtera, di negara yang bersih.

Tang mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan sosial itu semakin mengisi kesenjangan di pasar untuk berbagai layanan dan melakukan pekerjaan yang membuat segalanya menjadi lebih baik.

Contohnya perusahaan Agoood, telah membantu pedagang kaki lima yang menggunakan kursi roda untuk meningkatkan nilai dagang mereka dengan memberikan fasilitas wifi, telepon, dan kopi Fairtrade.

Tidak memiliki musuh

Tang adalah salah satu aktivis yang menduduki gedung parlemen Taiwan pada 2014 lalu untuk memprotes kesepakatan perdagangan dengan China yang dilaporkan disepakati secara diam-diam.

Ribuan pendukung Tang dari kalangan anak muda, kebanyakan pelajar, berkumpul di ibu kota selama berminggu-minggu. Gerakan itu dikenal sebagai "gerakan bunga matahari."

Dalam kondisi yang menegangkan ini, pemerintah menawarkan Tang jabatan menteri. Mereka berharap kepemimpinan Tang dapat membantu mencegah protes lanjutan.
Prinsip anarkisnya membuat dia menjadi menteri yang tidak konvensional. Ia menolak menerima atau memberi perintah.

Ia juga melakukan praktik transparansi radikal sehingga seluruh rincian urusan termasuk transkrip wawancara ini terbuka untuk umum.

Memutuskan menjadi transgender dan mengubah namanya pada usia 24 tahun, Tang mengaku "tahu betul bahwa saya adalah perempuan."

Keputusan untuk mengubah identitas jenis kelamin ini memberikan perkembangan bagi pandangan politiknya dengan pengertian lebih baik rasanya menjadi kaum yang lemah.

"Kemampuan berorganisasi dan pengalaman menjadi orang yang lemah adalah pengalaman penting," katanya.
Meski selalu bekerja di hari yang panjang, Tang memastikan dirinya bisa tidur selama delapan jam. Pada saat beristirahat itulah, seluruh ide-ide banyak yang muncul di pikirannya.

Selama waktu luangnya, Tang menikmati "Troll Hugging". Ia berhubungan langsung dengan orang-orang yang menyerangnya di media sosial atau terkadang berteman dengan mereka.

"Sekali Anda belajar mengenai beberapa hal-hal umum, maka tidak akan ada musuh lagi," kata Tang. (cin/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER