
AS Jatuhkan Sanksi, Demonstran Iran Pekik 'Matilah Amerika!'
CNN Indonesia | Senin, 05/11/2018 13:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Demonstran Iran berteriak "Matilah Amerika!" dalam unjuk rasa memperingati gerakan Revolusi Islam 1979 dan penjatuhan kembali sanksi AS atas sektor minyak negara mereka pada Senin (5/11).
Dalam siaran langsung di televisi nasional Iran, Minggu (4/11), ribuan siswa terlihat membakar bendera AS, serta sosok Paman Sam dan foto Presiden Donald Trump di depan bekas Kedutaan Besar Washington di Teheran.
Gedung tersebut menyimpan sejarah tersendiri. Saat Revolusi Islam pada 4 November 1979, gedung itu dikepung oleh massa yang menyandera 52 warga AS di dalamnya selama 444 hari.
Di tanggal yang sama tahun ini, jutaan warga di seluruh penjuru Iran mengenang kembali momen tersebut dengan turun ke jalan, sekaligus memprotes rencana sanksi baru AS.
Unjuk rasa dengan pekik "Matilah Amerika" seperti ini memang terjadi setiap tahun. Namun kali ini, massa lebih bergemuruh, terutama karena Presiden Donald Trump memutuskan untuk menarik AS dari perjanjian nuklir dengan Iran pada Mei lalu.
Di bawah perjanjian ini, negara yang bersepakat bakal mencabut sanksi atas Iran dengan timbal balik Teheran membatasi produksi uranium hingga tak dapat membuat senjata nuklir.
Setelah keputusan pada Mei lalu, AS pun memutuskan untuk kembali menerapkan sanksi atas Iran yang menargetkan sektor ekspor minyak dan institusi finansial negara pimpinan Ayatollah Khomenei itu terhitung hari ini, Senin (5/11).
Komandan Garda Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari, mengatakan bahwa negaranya akan melawan segala bentuk "perang psikologis" AS melalui penerapan kembali sanksi ini.
"Amerika meluncurkan perang ekonomi dan psikologi dengan langkah belakangan ini. Namun, plot Amerika dan rencana mereka menerapkan sanksi lagi akan dikalahkan melalui perlawanan terus-menerus," ucap Jafari sebagaimana dikutip Reuters.
[Gambas:Video CNN]
Dalam pidatonya pada Sabtu lalu, Khamenei pun mengatakan bahwa cara AS ini tidak akan berhasil karena ditentang oleh dunia.
"Tujuan Amerika adalah ingin menghadirkan kembali dominasi yang mereka punya (sebelum 1979), tapi mereka gagal. Amerika sudah dikalahkan oleh Republik Iran selama 40 tahun belakangan," kata Khamenei. (has/has)
Dalam siaran langsung di televisi nasional Iran, Minggu (4/11), ribuan siswa terlihat membakar bendera AS, serta sosok Paman Sam dan foto Presiden Donald Trump di depan bekas Kedutaan Besar Washington di Teheran.
Gedung tersebut menyimpan sejarah tersendiri. Saat Revolusi Islam pada 4 November 1979, gedung itu dikepung oleh massa yang menyandera 52 warga AS di dalamnya selama 444 hari.
Lihat juga:Khamenei Sebut Trump Menjatuhkan Wibawa AS |
Unjuk rasa dengan pekik "Matilah Amerika" seperti ini memang terjadi setiap tahun. Namun kali ini, massa lebih bergemuruh, terutama karena Presiden Donald Trump memutuskan untuk menarik AS dari perjanjian nuklir dengan Iran pada Mei lalu.
Di bawah perjanjian ini, negara yang bersepakat bakal mencabut sanksi atas Iran dengan timbal balik Teheran membatasi produksi uranium hingga tak dapat membuat senjata nuklir.
Lihat juga:AS Izinkan 8 Negara Impor Minyak Iran |
Komandan Garda Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari, mengatakan bahwa negaranya akan melawan segala bentuk "perang psikologis" AS melalui penerapan kembali sanksi ini.
"Amerika meluncurkan perang ekonomi dan psikologi dengan langkah belakangan ini. Namun, plot Amerika dan rencana mereka menerapkan sanksi lagi akan dikalahkan melalui perlawanan terus-menerus," ucap Jafari sebagaimana dikutip Reuters.
[Gambas:Video CNN]
Dalam pidatonya pada Sabtu lalu, Khamenei pun mengatakan bahwa cara AS ini tidak akan berhasil karena ditentang oleh dunia.
"Tujuan Amerika adalah ingin menghadirkan kembali dominasi yang mereka punya (sebelum 1979), tapi mereka gagal. Amerika sudah dikalahkan oleh Republik Iran selama 40 tahun belakangan," kata Khamenei. (has/has)
ARTIKEL TERKAIT

Khamenei Sebut Trump Menjatuhkan Wibawa AS
Internasional 3 bulan yang lalu
Iran Mulai Produksi Jet Tempur Buatan Sendiri
Internasional 3 bulan yang lalu
Israel Gencar Mendekati Negara Arab Tangkal Pengaruh Iran
Internasional 3 bulan yang lalu
Israel Mengheningkan Cipta bagi Korban Penembakan Sinagoge AS
Internasional 3 bulan yang lalu
Palestina Kembali Tegaskan Bakal Tolak Proposal Damai Trump
Internasional 3 bulan yang lalu
VIDEO: Tunangan Kashoggi Tolak Undangan Trump
Internasional 3 bulan yang lalu
BACA JUGA

VIDEO: Perang Dagang AS-Cina Disebut Segera Berakhir
Ekonomi • 22 February 2019 05:53
Trump Sinyalkan Perpanjangan Waktu Negosiasi Perang Dagang
Ekonomi • 20 February 2019 11:32
Babak Baru Negosiasi Perang Dagang AS-China Dimulai Hari Ini
Ekonomi • 19 February 2019 11:39
Karena Wasit Wanita, TV Iran Batal Siarkan Laga Bundesliga
Olahraga • 18 February 2019 08:37
TERPOPULER

Remaja Simpatisan ISIS Memohon Belas Kasihan Inggris
Internasional • 2 jam yang lalu
Presiden Venezuela Tutup Perbatasan dengan Brasil
Internasional 4 jam yang lalu
Lawatan Putra Mahkota Saudi, China Tetap Berkawan Dengan Iran
Internasional 6 jam yang lalu