Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Suriah,
Bashar Al-Assad, meminta kelompok minoritas Druze mengikuti
wajib militer sebagai balas budi kepada tentara yang sudah membebaskan mereka dari sekapan
ISIS.
"Kami berutang besar kepada (tentara), dan untuk kalian, tanggung jawab kalian bahkan lebih besar," kata dia dalam sebuah video.
Assad mengatakan bahwa para kaum Druze harus membalas budi karena jika tidak ada tentara, mereka tak akan bebas dari ISIS.
Pada Juli lalu, militan ISIS menculik sekitar 30 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, saat mereka menyerang komunitas Druze di provinsi Sweida.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa sandera tewas, sementara sisanya dibebaskan sebagai pertukaran tahanan pada bulan lalu.
Sebelum konflik pecah, pria Suriah yang sudah berusia 18 tahun harus mengikuti wajib militer selama dua tahun. Setelah itu, mereka harus siap mengabdi dalam situasi krisis.
Namun, sejak konflik pecah pada 2011, ribuan orang Druze, terutama yang tinggal di Sweida, menolak ikut wajib militer. Mereka lebih memilih bergabung dalam milisi lokal untuk melindungi wilayah tersebut.
Setelah konflik berkecamuk selama tujuh tahun, kekuatan tentara Suriah pun diperkirakan sudah berkurang drastis dari yang sebelumnya memiliki personel 300 ribu.
Untuk mengatasi masalah kekurangan personel, mereka mengandalkan milisi-milisi juga memperpanjang masa wajib militer bagi anak muda.
(cin/has)