Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga orang yang diduga merencanakan serangan teror "mengerikan" di Melbourne ditangkap Selasa (20/11) pagi, hanya berselang dua pekan setelah terjadinya insiden penusukan yang diklaim ISIS dan menewaskan dua orang di kota kedua terbesar di Australia tersebut.
Ketiga pria yang ditangkap adalah warga negara Australia keturunan Turki. Mereka ditahan polisi anti-teror dalam penyerbuan malam hari saat mereka berencana meningkatkan penyerangan daerah-daerah ramai di Melbourne, menurut polisi.
Orang-orang itu "pasti terinspirasi oleh ISIS", kelompok Negara Islam Suriah, tetapi tidak memiliki hubungan langsung dengan organisasi tertentu, kata Kepala Kepolisian Graham Ashton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiganya, yang namanya tidak diungkap tetapi termasuk dua bersaudara, telah diselidiki sejak Maret. Mereka disebut Ashton menjadi "lebih bersemangat" sejak serangan penikaman yang terinspirasi ISIS di Melbourne pada 9 November.
Mereka berusaha membeli senapan semi-otomatis kaliber .22 dan polisi menduga mereka menargetkan perayaan Natal, ketika kerumunan besar orang berkumpul di kota.
"Tujuannya ke tempat yang ramai, saat jumlah orang-orang maksimum akan hadir, untuk dapat membunuh --dugaan kami-- jumlah orang sebanyak mungkin," ujar Ashton kepada wartawan.
Kelompok itu belum memilih target atau waktu khusus untuk serangan itu, dan Ashton menambahkan bahwa polisi yakin penangkapan hari Selasa telah "menetralisir setiap ancaman terhadap ... dari kelompok ini".
Dalam serangan 9 November, seorang warga Australia kelahiran Somalia, Hassan Khalif Shire Ali, menikam dan menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya di sebuah pusat perbelanjaan sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi.
Korban serangan itu, Sisto Malaspina, 74, dimakamkan dengan prosesi kenegaraan di Melbourne pada Selasa ini.
Ratusan warga Melbourne dan orang-orang terkemuka menghadiri kebaktian di Katedral St Patrick di Melbourne untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Malaspina, pemilik kafe Italia yang dicintai warga setempat.
Ketiga pria yang ditangkap itu berusia 30, 26 dan 21, dan akan diadili di pengadilan Melbourne pada hari itu dengan pelanggaran terkait terorisme dan berpotensi terkena hukuman penjara seumur hidup.
Sejak 2014, kepolisian Australia sendiri telah menangkap 90 orang terkait dugaan 40 aksi-terorisme.
Melbourne telah menjadi sasaran sejumlah serangan dan plot.
(vws/vws)