Warga Palestina Tembak Mati Tentara, Israel 'Kunci' Ramallah
AFP | CNN Indonesia
Jumat, 14 Des 2018 03:13 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Benjamin Netanyahu. (Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk 'melegalkan' ribuan rumah permukiman yang dianggap dibangun secara tidak sah oleh Israel. Semua pemukiman dianggap ilegal menurut hukum internasional dan dilihat sebagai hambatan utama bagi perdamaian.
"Mereka pikir mereka dapat mencabut kita dari tanah kita, mereka tidak akan berhasil," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP.
Netanyahu juga mengatakan mereka akan berusaha menghancurkan rumah-rumah para penyerang Palestina dalam waktu 48 jam.
Putusan ini terjadi setelah aksi penembakan tentara Israel oleh warga Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah serangan itu, tentara menggerebek kota Ramallah di dekatnya, rumah bagi presiden Palestina Mahmud Abbas. Pintu masuk dan keluar ke kota itu disegel dan tentara memasuki beberapa lingkungan, kata koresponden AFP.
Bentrokan pecah di berbagai tempat dan berlanjut hingga Kamis malam.
Sebelumnya, seorang warga Palestina dilaporkan menembak mati dua warga Israel dan melukai dua orang lainnya di sebuah halte bus di Tepi Barat, pada Kamis (13/12).
"Seorang warga Palestina melepaskan tembakan ke sebuah halte bus dan menewaskan dua warga Israel dan melukai beberapa lainnya, termasuk satu orang yang terluka parah," kata militer Israel melalui Twitter, seperti dikutip AFP.
Penembakan ini terjadi di dekat pemukiman Israel di Ofra.
Insiden tersebut berlangsung beberapa jam setelah pasukan Israel menembak mati dua warga Palestina yang dituduh membunuh tiga warganya, termasuk bayi, di Tepi Barat.
Salah satu warga Palestina tersebut bernama Salah Barghouti. Pria 29 tahun itu dituduh melakukan penembakan ke sebuah halte bus yang juga terletak di dekat pemukiman Ofra.
Insiden itu melukai tujuh orang, termasuk seorang wanita yang sedang mengandung. Hari ini, sang bayi dikabarkan meninggal setelah dilahirkan secara prematur akibat sang ibu tertembak.
Sementara itu, seorang warga Palestina lainnya ditangkap otoritas Israel pada Rabu malam karena dituduh menembak mati dua warga Israel dua bulan lalu.
Israel menguasai Tepi Barat dan Jerusalem timur dalam perang 1967. Sekitar 600.000 orang Israel kini tinggal di pemukiman di sana yang dianggap ilegal oleh komunitas internasional.
Banyak warga Palestina menganggap kekerasan terhadap orang Israel di Tepi Barat sebagai respon yang dibenarkan terhadap pertumbuhan pemukiman di tanah yang mereka lihat sebagai milik mereka. (age)