Jakarta, CNN Indonesia -- Liga Arab mendesak
Australia dan
Brasil membatalkan sikap mereka mengakui
Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Menurut mereka hal itu melanggar kesepakatan internasional mengenai status quo Yerusalem.
Resolusi itu disepakati 22 negara anggota, menyusul keputusan Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel pada akhir pekan lalu. Presiden baru Brasil, Jair Bolsonaro, juga mengumumkan rencana yang sama pada November lalu.
"Liga Arab memutuskan mengirim delegasi tinggi ke Brasil dan Australia untuk menginformasikan pejabat terkait tentang perlunya mematuhi hukum internasional mengenai Yerusalem," bunyi kutipan resolusi tersebut seperti dilansir
AFP pada Rabu (19/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resolusi itu diadopsi dalam pertemuan luar biasa Liga Arab di Ibu Kota Kairo, Mesir.
Dalam dokumen itu, Liga Arab juga meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya terhadap rakyat Palestina.
Permintaan itu diungkapkan menyusul serangkaian operasi militer yang telah dilakukan Israel di Tepi Barat selama beberapa pekan terakhir. Operasi tersebut menyebabkan sejumlah warga Palestina tewas.
Perdana Menteri Scott Morrison berkeras menyatakan Australia secara resmi mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel pada Sabtu (15/12) pekan lalu. Namun, Morrison mengatakan Australia belum akan memindahkan kantor kedutaannya untuk Israel dari Tel Aviv ke kota tersebut.
Morrison sudah mengutarakan pertimbangan negaranya untuk relokasi kedutaan besar ini sejak Oktober lalu.
Morrison mengatakan pertimbangan ini muncul lantaran proses perdamaian antara Israel dan Palestina tak kunjung usai. Penyebabnya adalah kedua negara memperebutkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka kelak.
Palestina menyesalkan langkah Australia yang terinspirasi dari Amerika Serikat tersebut. Tak hanya mengecam, Palestina bahkan membujuk negara Arab memboikot Australia secara ekonomi dengan salah satunya berhenti mengimpor daging dari Negeri Kanguru tersebut.
Menanggapi resolusi Liga Arab, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan 'melegalkan' ribuan rumah dan pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki negara itu secara tidak sah.
Pernyataan itu diutarakan Netanyahu saat mengunjungi lokasi penembakan yang dilakukan warga Palestina dan menewaskan dua tentara Israel beberapa waktu lalu.
"Ini hanya masalah waktu sampai kita menemukan si pembunuh. Kami akan menyelesaikan proses hukum pelaku seperti yang kita lakukan kepada kriminal lainnya," kata Netanyahu.
(rds/ayp)