Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden baru
Brasil,
Jair Bolsonaro, mengatakan bahwa negaranya terbuka untuk mendiskusikan kemungkinan pembangunan pangkalan militer
Amerika Serikat di negaranya.
"Tergantung apa yang terjadi di dunia nanti, siapa yang tahu kita akan membicarakan masalah itu di masa depan," ujar Bolsonaro kepada stasiun televisi
SBT, Kamis (3/1).
Melanjutkan pernyataannya, Bolsonaro berkata, "Masalah fisik bangunan hanya masalah simbolis. Sekarang ini, pasukan bersenjata Amerika, China, Rusia, memiliki proyek masing-masing di seluruh dunia tanpa pangkalan."
Pernyataan ini dianggap sebagai salah satu indikasi pergeseran arah kebijakan luar negeri Brasil di tangan Bolsonaro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikenal sebagai pemimpin sayap kanan, Bolsonaro diperkirakan akan menggeser haluan politik Brasil yang semula lebih ke tengah-kiri dan selalu ingin mengambil jalan berbeda dari AS.
Setelah mengambil alih kuasa, Bolsonaro bahkan berkata kepada Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, bahwa kini kedua negara "berteman."
Dalam beberapa kesempatan, Bolsonaro juga menunjukkan kedekatan pemikirannya dengan AS, seperti penentangan investasi China di Brasil, juga "rezim otoriter" Venezuela, Kuba, dan Nicaragua.
Pada wawancara dengan
SBT ini sendiri, Bolsonaro mengutarakan kekhawatiran atas partisipasi pasukan udara Rusia dalam latihan militer di Venezuela.
"Kita tahu maksud dari pemerintah [Presiden Venezuela, Nicolas] Maduro. Brasil harus waspada dengan itu," ucapnya sebagaimana dikutip
AFP.
Menjelaskan pendekatannya, Bolsonaro berkata, "Langkah saya ke AS lebih ke ekonomi, tapi bisa juga militer. Kami bisa menandatangani perjanjian di area itu. Kami tidak mau ada kekuatan super di Amerika Selatan, tapi menurut saya, kami harus punya supremasi."
(has)