Jakarta, CNN Indonesia --
Indonesia berencana menangguhkan pengiriman mahasiswa program kuliah-magang untuk sementara di tengah dugaan 300 pelajar RI di salah satu universitas di
Taiwan menjadi korban eksploitasi akibat skema tersebut.
"Indonesia akan menghentikan sementara perekrutan serta pengiriman mahasiswa skema kuliah-magang hingga disepakatinya tata kelola yang lebih baik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, melalui keterangan yang diterima
CNNIndonesia.com pada Jumat (4/1).
Dugaan tersebut muncul setelah salah satu anggota parlemen Taiwan dari Partai Kuomintang (KMT), Ko Chih-en, mengungkap hasil investigasinya. Dia menyebut ratusan mahasiswa RI itu terdaftar di Universitas Hsing Wu, distrik Linkou, Taipei.
Mereka menempuh kelas internasional khusus di bawah Departemen Manajemen Informasi sejak pertengahan Oktober 2018. Ko menuturkan dalam sepekan para mahasiswa itu hanya belajar di kelas selama dua hari, sementara empat hari sisanya digunakan untuk bekerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan mahasiswa Indonesia itu dilaporkan dipekerjakan di sebuah pabrik lensa kontak di Hsinchu. Mereka bekerja dari pukul 07.30 sampai 19.30 waktu setempat. Mereka harus berdiri selama 10 jam dan membungkus setidaknya 30 ribu bungkus lensa kontak, dengan waktu istirahat hanya dua jam.
Menanggapi hal itu, Arrmanatha menyebut Kemlu RI telah mendapat laporan dari Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei terkait pengaduan soal permasalahan yang dihadapi mahasiswa RI peserta program kuliah-magang di Taiwan.
Arrmanatha mengatakan KDEI Taipei juga telah meminta otoritas setempat untuk mengambil langkah yang diperlukan guna melindungi kepentingan serta keselamatan mahasiswa RI sesuai aturan setempat.
"Menindaklanjuti laporan ini, KDEI Taipei telah meminta keterangan dan berkoordinasi dengan otoritas setempat guna mendalami implementasi skema kuliah-magang yang berlangsung mulai 2017 tersebut," kata Arrmanatha.
Menurutnya, saat ini ada sekitar 6.000 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Taiwan. Sebanyak 1.000 mahasiswa itu merupakan peserta program kuliah-magang di delapan universitas.
Arrmanatha mengatakan seribu mahasiswa itu mulai menempuh studi mereka di Taiwan sejak tahun pelajaran 2017-2018.
(rds/has)