Ikuti AS, Negara Amerika Latin Akui Guaido Presiden Venezuela

CNN Indonesia
Kamis, 24 Jan 2019 09:59 WIB
Setelah AS, Kanada dan negara kawasan Amerika Selatan lain mengakui Juan Guaido sebagai presiden interim Venezuela di tengah kisruh penggulingan Nicolas Maduro.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, mengakui Juan Guaido sebagai presiden interim Venezuela. (Reuters/Diego Vara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah Amerika SerikatKanada dan sejumlah negara besar di kawasan Amerika Selatan juga mengakui Juan Guaido sebagai presiden interim Venezuela di tengah kisruh penggulingan kekuasaan Nicolas Maduro.

"Kanada mengakui Juan Guaido, Presiden Majelis Nasional, sebagai presiden interim Venezuela. Kami mendukung rakyat Venezuela dan keinginan mereka untuk mengembalikan demokrasi konstitusional," kata Freeland Menteri Luar Negeri Kanada melalui Twitter, Rabu (23/1).



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Freeland, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, juga menyatakan dukungannya dengan berkicau melalui Twitter, "Brasil mengakui Juan Guaido sebagai presiden interim Venezuela."

Melanjutkan pernyataannya, Bolsonaro menulis, "Brasil akan mendukung proses transisi secara politik dan ekonomi demi pengembalian demokrasi dan perdamaian sosial di Venezuela."



Tak lama setelah itu, Presiden Kolombia, Ivan Duque, juga mengatakan bahwa negaranya mendukung Guaido sebagai pemimpin sementara Venezuela.

"[Kami] akan mengawal proses transisi menuju demokrasi sehingga rakyat Venezuela dapat membebaskan diri dari pemimpin diktator," ucap Duque sebagaimana dikutip AFP.

Selain ketiga negara tersebut, Chile dan Peru juga menyatakan dukungannya bagi Guaido yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden interim Venezuela pada Rabu, ketika demonstrasi besar-besaran anti-Maduro kian luas.
Rangkaian dukungan ini mengalir setelah Presiden AS, mengakui Guaido sebagai presiden interim Venezuela.

Menurut Trump, Majelis Nasional pimpinan Guiado adalah satu-satunya lembaga pemerintah yang sah pilihan rakyat Venezuela.

Gelombang penolakan terhadap Maduro ini semakin besar sejak 10 Januari lalu, ketika mantan sopir bus itu mengucap sumpah sebagai presiden untuk kedua kalinya.

[Gambas:Video CNN]

Maduro memenangkan pemilu kontroversial pada Mei lalu yang diboikot oposisi dan dianggap tidak sah oleh Uni Eropa.

Pada 2016, Maduro kehilangan kendali atas Dewan Nasional yang memungkinkan oposisi untuk menentang pemerintahannya. Namun pada 2017, Mahkamah Agung Venezuela menghapuskan hukum tersebut.

Ketidakpercayaan rakyat terhadap Maduro memuncak karena sang presiden tak dapat membawa Venezuela dari kemiskinan, bahkan membuat perekonomian kian terpuruk. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER